Jumat, 11 Juni 2021

Koneksi Antar Materi Modul 1.3.a.9 Visi Guru Penggerak

Rancangan Tindakan untuk Aksi NyataUploading, please wait...

VISI "MEWUJUDKAN GENERASI UNGGUL DAN BERKARAKTER SESUAI PROFIL PELAJAR PANCASILA"

         Tujuan dari visi sekolah pastilah menginginkan murid yang merdeka. Murid yang memiliki karakter sesuai profil pelajar pancasila. Murid merdeka bermakna murid memiliki kebebasan untuk melakukan inovasi, belajar dengan mandiri dan kreatif secara menyenangkan dan tanpa paksaan. Guna mencapai visi murid merdeka, Ki Hajar Dewantara mengungkapkan bahwa sekolah mengupayakan metode pendidikan yang relevan dengan kodrat zaman (perkembangan zaman) tanpa meninggalkan kodrat alam (budaya) tempat anak hidup dan tumbuh. Kedua kodrat keadaan tersebut tidak mungkin dapat diubah, yang dapat diubah hanyalah budhi yang meliputi cipta, rasa, dan karsa (batin) dan pekertinya, yang meliputi raga, tenaga, upaya, dan tindakan (lahir). Tugas pendidik menuntun secara relevan dan kontekstual mewujudkan murid merdeka sesuai kodratnya sendiri.

        Menuju visi sekolah impian memang bukanlah persoalan yang mudah. Kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan sangatlah dibutuhkan untuk mencapai visi bersama. Setiap komponen wajib memahami perannya dan bertanggung jawab dengan tugasnya. Untuk itu diperlukan metode BAGJA sebagai langkah-langkah pendekatan inkuiri apresiatif di sekolah. Inti dari pendekatan inkuiri apresiatif adalah nilai positif yang telah ada dan dikembangkan secara kolaboratif. Alur Bagja sendiri diawali dengan Buat pertanyaan, ambil tindakan, gali impian, jabarkan rencana, dan atur eksekusi. Berpijak dari hal positif yang ada di sekolah, sekolah kemudian menyelaraskan kekuatan tersebut dengan visi sekolah dan visi setiap individu dalam komunitas. Hal tersebut sejalan dengan prinsip Trikon, Ki Hajar Dewantara dimana perubahan bersifat kontinu (berkesinambungan), konvergen (universal), dan konsentris (kontekstual). 

       Menurut Ki Hadjar, Pendidikan adalah pembudayaan buah budi manusia yang beradab dan buah perjuangan manusia terhadap dua kekuatan yang selalu mengelilingi hidup manusia yaitu kodrat alam dan zaman atau masyarakat (Dewantara II , 1994). Dalam hal ini, Ki Hadjar membedakan antara Pengajaran dan Pendidikan. Pendidikan adalah tuntutan bagi seluruh kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Ibarat bibit dan buah. Pendidik adalah petani yang akan merawat bibit dengan cara menyiangi gulma di sekitarnya, memberi air, memberi pupuk agar kelak berbuah lebih baik dan lebih banyak, namun petani tidak mungkin mengubah bibit mangga menjadi berbuah anggur. Itulah kodrat alam atau dasar yang harus diperhatikan dalam Pendidikan dan itu diluar kecakapan dan kehendak kaum pendidik. Sedang Pengajaran adalah Pendidikan dengan cara memberi ilmu atau pengetahuan agar bermanfaat bagi kehidupan lahir dan batin (Dewantara I, 2004).

        

"Apapun yang dilakukan oleh seseorang itu, hendaknya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, bermanfaat bagi bangsanya, dan bermanfaat bagi manusia di dunia pada umumnya". - Ki Hadjar Dewantara 

 

     jadi untuk mewujudkan visi saya sebagai guru penggerak seorang guru penggerak  pada dasarnya harus bisa menjadi panutan bagi muridnya dengan mengagli pemikiran-pemikiran para pelopor perubahan dunia dari masa ke masa seperti Ki hajar Dewantara dan menggali nilai dan peran sebagai guru penggerak dan bersaha menggali kekuatan serta potensi anak dengan pendekatan Ingkuiri Apresiatif dengan model B-A-G-J-A untuk mewujudkan merdeka belajar.


Latar Belakang

Keberhasilan sebuah proses pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh seorang guru saja, perlu keterlibatan siswa juga di dalamnya. Sebagus dan sebaik apapun metode yang digunakan oleh guru, tapi kalau guru tidak mampu memahami apa yang diinginkan muridnya dalam proses pembelajaran, tentunya metode pembelajaran itu tidak akan berhasil dan tujuan pembelajaran pun tidak akan tercapai.

            Oleh karena itu guru harus memahami terlebih dahulu metode belajar seperti apa yang diinginkan oleh siswa. Setelah guru mengetahui, selanjutnya guru membuat kesepakatan belajar dengan siswa. Penentuan kesepakatan belajar ini harus benar-benar melibatkan siswa dan jangan didominasi oleh guru. Dengan adanya kesepakatan belajar ini maka akan tercipta pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa.

Tujuan

Adapun tujuan dari rancangan aksi nyata ini yaitu sebagai berikut.

  1. Untuk meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam menentukan proses belajar di kelas.
  2. Untuk mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada murid.
  3. Untuk mewujudkan visi murid merdeka dan merdeka belajar.

Tolok Ukur

Adapun tolok ukur keberhasilan dari aksi nyata yang dilaksanakan ini sebagai berikut.

  1. Siswa terlibat secara aktif dan melahirkan kesepakatan belajar.
  2. Terwujudnya pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada murid.
  3. Terwujudnya visi murid merdeka dan merdeka belajar.

 

Linimasa Tindakan yang akan Dilakukan

Adapun linimasa tindakan yang akan saya lakukan untuk mewujudkan aksi nyata ini adalah sebagai berikut.

  • Menyebar kuisioner terkait cara belajar seperti apa yang diinginkan oleh murid.
  • Melakukan pertemuan secara virtual dengan siswa untuk membahas hasil pengisian kuisioner.
  • Menetapkan kesepakatan belajar bersama dengan siswa.
  • Memajang kesepakatan belajar di dinding kelas.
  • Menugaskan siswa untuk mencatat kesepakatan belajar yang telah disepakati untuk selalu diingat.
  • Membuat dokumentasi.
  • Menyusun laporan.

Dukungan yang Dibutuhkan

Untuk melancarkan pelaksanaan rancangan tindakan untuk aksi nyata yang telah penulis susun tentunya penulis memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Adapun dukungan yang penulis perlukan yaitu; dukungan dan izin kepala sekolah, keterlibatan siswa, dan juga dukungan dari orang tua siswa rekan sejawat dan lingkungan masyarakat secara umumnya.

 


 

 

 

Selasa, 08 Juni 2021

Demonstrasi Kontekstual - Menerapkan Inkuiri Apresiatif

“Strategi Pengenalan Kekuatan dan Potensi Murid”  

    Sebagai pendidik, merupakan hal yang lumrah terjadi ketika perhatian kita lebih banyak tertuju pada murid yang secara akademik berprestasi atau malah lebih memfokuskan perhatian pada murid ‘bermasalah’ atau murid yang mengalami kesulitan untuk dididik. Namun, seringkali kita lupa bahwa mayoritas murid yang kita miliki adalah murid-murid yang tampak biasa saja. Murid-murid ini memiliki kemungkinan untuk kita abaikan karena tidak ada hal menonjol yang mereka miliki. Namun, perlu ada perubahan dalam memandang mereka dan mendidik mereka. Ingat kembali tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, bahwa pendidikan diselenggarakan agar setiap individu dapat menjadi manusia yang “beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab”. Pedoman ini adalah Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan menjadi pegangan untuk para pendidik di ruang belajar yang lebih kecil. Profil ini tidak hanya dimiliki oleh murid berprestasi secara akademik atau murid yang menonjol dalam bakat lainnya, profil pelajar Pancasila ini diharapkan dimiliki oleh seluruh murid Anda di dalam kelas. Oleh karena itu, pada Tugas Individu kali ini, Bapak/Ibu diminta membuat rancangan tindakan perubahan berdasarkan tahapan B-A-G-J-A untuk mulai mengubah arah didikan dengan lebih adil dan berpihak pada murid, khususnya pada murid yang selama ini jarang diperhatikan. Temukan potensi dan kekuatan yang mereka miliki serta temukan juga hal baru apa yang dapat Anda lakukan untuk menggali potensi mereka. 

 

“Kekuatan dan Potensi Murid”

Fokuskan diri Anda untuk menjalankan B-A-G-J-A tahap demi tahap. Susunlah pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengungkap hal paling menyenangkan, positif atau menarik apa yang Anda temukan saat berinteraksi dengan murid yang tampak biasa ini. Bukalah ruang dialog bersama murid-murid ini untuk menghasilkan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai di tiap tahapan B-A-G-J-A Anda. Model B-A-G-J-A merupakan praktik membawakan proses perubahan berbasis kekuatan. 

Untuk memperjelas gambaran tugas yang harus Anda kerjakan, pada kesempatan ini kita akan ambil contoh di tahapan Buat pertanyaan utama (inisial B dalam B-A-G-J-A). Tahapan ini adalah tahap menemukan apa yang ingin Anda selidiki menjadi bentuk pertanyaan. Misalnya: Kita akan menyelidiki apa saja yang potensi yang murid-murid biasa ini tunjukkan ketika belajar. Oleh karena itu, pertanyaan utama penyelidikannya antara lain adalah: 

  • Hal baik apa yang dapat Anda temukan dari murid rata-rata ini dalam kegiatan belajar? 
  • Hal menarik apa yang dapat Anda pelajari dari respon, aktivitas, dan hasil belajar yang murid rata-rata ini? 

Jalankan setiap tahapan dan pertanyaan dalam model B-A-G-J-A secara lengkap. Pada pembelajaran sebelumnya, Anda telah membuat pemetaan kekuatan. Nah, Anda dapat memanfaatkan informasi dalam daftar tersebut. Kemudian susunlah dengan sungguh-sungguh sebuah rencana rekomendasi seolah-olah Anda akan segera melaksanakannya

 

1.3.a.7.1. Demonstrasi Kontekstual - Menerapkan Inkuiri Apresiatif

PRAKARSA PERUBAHAN

 

BAGAIMANA CARA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT ANAK

TAHAPAN

Pertanyaan

Daftar tindakan yang perlu dilakukan untuk menjawab pertanyaan

B-uat Pertanyaan

(Define)

1.     Mengapa anak tidak berani dalam menyampaikan pendapat?

2.     Bagaimana solusi yang dapat saya lakukan untuk menumbuhkan sikap berani berpendapat?

  • Memberi anak motivasi tentang manfaat dari berani berpendapat
  • Berdiskusi dengan rekan guru sejawat.
  • Mencari informasi melalui media sosial.
  • Mencoba dengan metode yang sudah diketahui.
  • Membiasakan semua anak mempunyai kesempatan berpendapat.

A-mbil Pelajaran

(Discover)

1.    Mencari tahu siapakah orang yang sudah berhasil menumbuhkan sikap berani anak berpendapat?

2.    Bagaiamana cara dia menumbuhkannya keberanian berpendapat?

3.    Dalam bentuk Kegiatan apa saja yang dilakukan dalam dalam menumbuhkan sikap berani tersebut ?

4.    Situasi yang seperti apakah yang dapat mendukung tumbuhnya sikap berani ini dalam suatu kegiatan ?

5.    Keterampilan-keterampilan apa saja yang harus dikuasai dalam mendukung sikap berani pada anak ?

  • Berkonsultasi dengan kepala sekolah dan guru-guru yang pernah berhasil menerapkan suatu metode dalam menumbuhkan sikap berani pada anak.
  • Mencari tahu dan mencatat bagiamana dia mengelola kelas dalam suatu kegiatan untuk menumbuhkan sikap berani anak.
  • Mengidentifikasi keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan seorang guru dalam menumbuhkan sikap berani anak.
  • Mengumpulkan fakta dari beberapa orang yang berhasil menumbuhkan keberanian berpendapat.
  • Memggali pengalaman keberhasilan dari anak-anak yang berani berpendapat.
  • Menceritakan kepada anak-anak perubahan yang baik yang terjadi pada anak-anak yang sudah berani berpendapat.

G-ali Mimpi

(Dream)

1.    Bisakah anak-anak saya semuanya berani berpendapat dalam situasi apapun?

2.    Apa yang saya rasakan ketika melihat sikap berani sudah tumbuh pada anak murid saya ?

3.    Apa saja hal-hal baru yang bisa saya lakukan setelah sikap berani ini tumbuh ?

4.    Apa  hal-hal yang dapat mendukung  agar sikap berani terus tumbuh dan menjadi karakter peserta didik ?

 

  • Membuat skema atau model belajar yang mampu menumbuhkan kemampuan berpendapat.
  • Menjadikan kelas adalah milik bersama bukan milik guru atau beberapa anak.
  • Menyakinkan kepada anak bahwa berani itu seru.
  • Membuat rancangan sikap dan suasana  diri.
  • Mencoba mengatur dan mengkondisikan lingkungan kelas.
  • Mempraktekkan kebiasan-kebiasan tersebut secara kontinyu.
  • Menghidupkan suasana kelas yang menyenangkan.
  • Komunikasi multi arah.

J-abarkan Rencana (Desing)

1.    Berapa lama target untuk mencapai sikap berani tersebut ?

2.    Apa tindakan-tindakan  yang bisa mendukung usaha mencapai tumbuhnya sikap berani tersebut ?

3.    Bagaimana mengukur kemajuan dan progres langkah langkah tersebut ?

4.    Bagaimana cara saling menyemangati dan mengisi usaha bersama mencapai tumbuhnya sikap berani peserta didik ?

5.    Apa langkah paling  sederhana atau langkah pertama yang bisa dilakukan ?

  • Bertanya motivasi kepada siswa yang berani berpendapat.
  • Bertanya kepada siswa tentang ketakutan siswa biasa berpendapat.
  • Membuat suasana belajar yang menyenangkan.
  • Mendesain model pembelajaran yang memberikan semua orang untuk berpendapat.
  • Selalu memberikan motivasi kepada siswa dalam kegiatan belajar untuk selalu berani berpendapat.
  • Membuat capaian yang realistis untuk setiap kali pertemuan.
  • Membuat catatan khusus target yang akan dicapai.
  • Mencoba kolaborasi dengan guru teman sejawat.
  • Merencanakan pembelajaran yang mendorong tumbuh sikap berani tersebut.
  • Melakukan aktivitas diskusi dan Tanya jawab.
  • Selalu memberikan penghargaan kepada anak setiap mereka berani berpendapat mulai dari hal kecil seperti ajungan jempol dan sebagainya

A-tur eksekusi (Deliver)

1.    Siapa saja yang akan saya libatkan dalam mewujudkan rencana ini ?

2.    Kapan rencana menumbuhkan sikap berani murid ini akan mulai dilakukan ?

3.    Siapa yang bisa mengamati dan memantau proses  rencana ini ?

4.    Bagaimana pencatatan kemajuan sikap berani anak ?

5.    Siapa yang akan menampung curhatan kesulitan-kesulitan saya melakukan penumbuhan sikap berani  peserta didik tersebut ?

6.    Kepada siapa saya akan laporkan kegiatan saya ini.

7.    Bagaimana tindakan lanjutkan untuk semakin menumbuhkan sikap berani berpendapat ini agar menjadi suatu kebiasaan.

8.    Bagaimana cara menjaga hal baik sudah ada secara kontinyu.

  • Mengajak rekan guru sejawat.
  • Dilakukan pada setiap pertemuan di kelas.
  • Sering melakukan komunikasi dengan siswa yang biasa di luar kelas untuk menumbuhkan sikap simpati dan empati.
  • Meminta kepada siswa lain untuk saling sufort agar sama-sama berkembang.
  • Menyiapkan wadah atau tempat menyampaikan pendapat secara bebas di sekolah seperti forum diskusi.
  • Bekerjasama dengan semua guru untuk melakukan hal yang sama.
  • Membiasakan budaya saling menghargai dan menghormati.
  • Kepala sekolah mengarahkan guru untuk memberi perhatian sama kepada siswa biasa.
  • Mengadakan lomba poster dengan tema berani berpendapat untuk semua siswa.
  • Meminta teman sejawat menjadi observer.
  • Kepala Sekolah dan guru-guru di sekolah sama-sama mencari solusi terbaik dalam suatu forum diskusi.
  • Tetap berusaha dan menjaga kebiasaan baik secara kontinyu.