Rabu, 27 Oktober 2021

 

Aksi nyata

 

3.3.A. Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

 

PENUMBUHAN KEPEDULIAN SISWA TERHADAP LINGKNGAN MELALUI GERAKAN PEMANFAATAN BARANG BEKAS

 

Oleh : Makripuddiin

CGP-Angkatan ke 2-Kabupaten Lombok Barat

 

A.  LATAR BELAKANG

 

             Maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk perikehidupan bersama adalah memerdekakan       manusia   sebagai   anggota  persatuan   (rakyat)  kutipan  dari  Ki  hajar dewantara sebagai bapak pendidikan sangat sarat dengan arti yang harus dimengerti oleh seorang   pendidik.   Tidak   semata-  mata   seorang   guru  hanya  mentranfer   ilmu   yang   ada dibuku,   apa   yang   dimiliki   dan   seluruh   pengetahun   kepada   peserta   didik.   Tidak   hanyamembuat program – program yang sebutulnya bagus dan sangat bermanfaat untuk peserta didik tetapi tidak memandang kebutuhan peserta didik yang notabennya peserta didik yang menjalani sehingga peserta didik seperti manusia kecil yang harus mengikuti apa yang kita buat. Ki hajar dewantara mengemukakan Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri, pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodratnya itu, sehingga guru harus pandai- pandai melihat bakat, minat, kreatifitas anak dan apa yang dibutuhkananak di dalam pembelajaran sehingga guru bisa mengemas pembelajaran di kelas dengan berpusat dan berdampak pada anak.

Dengan bercermin dari kutipan tersebut dengan dipadu pemanfaatan aset yang ada di sekolah   dan sekitarnya  setelah   berkoodinasi  dengan   seluruh  pemangku     kepentingan sekolah   dan   warga   sekitar maka   kami   membuat   program   yang   berdampak   pada   murid Kelas  XI  yaitu  PENUMBUHAN KEPEDULIAN SISWA TERHADAP LINGKNGAN MELALUI GERAKAN PEMANFAATAN BARANG BEKAS” untuk Manghasilkan Produk. dimana program ini ditujukan untuk kelas XI SMAN 1 kuripan Lombok Barat

 

Mengapa melilih program tersebut?

 

              Sudah diuraian diatas program ini menurut CPG sudah berdampak dan berpusat pada         murid karena program ini bertujuan memanfaatkan barang bekas yang tidak terpakai dilingkungan sekolah untuk dimanfaatkan dan gunakan oleh peserta didik untuk menghias kelas, memperindah lingkunagan sekolah dan bahkan rumah. Selain kecerdasan, dibutuhkan juga keterampilan hidup sebagai modal murid sejakdini untuk masa depannya, Terdapat banyak barang barang bekas yang ada disekolah dibuang sembarangan, tidak dipilah dan dipilih mana yang dapat didaur ulang dan tidak dapat didaur ulang. Sehingga membuat lingkungan sekolah tidak bersih, asri dan indah.

Tolak ukur keberhasilan dari program tersebut adalah dikatakan berhasil dan berjalan dengan baik dapat dibuktikan dengan antusias siswa, kolaborasi antar pemangku kepentingan sekolah dengan wali murid serta warga sekitar sehingga menghasilkan produk yang layak jual dengan resikoyang seminim mungkin agar pembelajaran berpusat dan berdampak pada anak benar-benar memotivasi anak sejak dini untuk masa depannya.

 

 

 

B. DESKRIPSI AKSI NYATA

 

       Aksi  maka   kami   membuat   program   yang   berdampak   pada   murid Kelas  XI  yaitu  PENUMBUHAN KEPEDULIAN SISWA TERHADAP LINGKNGAN MELALUI GERAKAN PEMANFAATAN BARANG BEKAS dilaksanakan dalam kurun waktu 3 bulan sampai pembelajaran kelas XI semester ganjil berakhir.  Sebelum  program  ini dilaksanakan  ada  beberapa      langkah     yang   dilakukan.   Berikut   deskripsi   langka-langkah   yang dilakukan. yang pertamadilakukanadalahmemetakanaset apa   kekuatandan kelemahanyangadadisekolahdansekitarnyayangnantinyamenunjang   berjalannyaprogram sehingga keberhasilan bisa diraih.

 

Langkah yang kedua adalah melakukan analisis BAGJA, dimana analisis tersebutdigunakan untuk gambaran program.

 

 

Gambar 2. Tahapan BAGJA Program

 

Dalam tahapan atur eksekusi CGP berkoordinasi dengan kepala sekolah, guru danguru pendamping dan di bantu oleh wali murid dan warga sekitar. Dalam gali mimpi CGP memimpikan Murid memiliki kecakapan hidup untuk Membuat sesuatu yang bermanfaat barang bekas yang tidak terpakai, Guru membimbingmuriduntukmenumbuhkan     keterampilan untuk dapat menghasilkan produk, Kepala sekolah mendukung kegiatan penumbuhan kewirausahaan dan   keterampilan sehingga  menghasilkan  produk.  Dalam   langkah jabarkan rencana CGP melakukan Sosialisasi program dengan murid kelas XI, wali murid,

kepala sekolah dan teman sejawat khususnya guru mata pelajaran yang terkait dengan program yang dibuat yaitu Prakarya dan seni budaya baik program IPA/IPS, Membuat rencana program dengan menganalisis aset yang dimiliki sekolah dan melibatkan kepala sekolah dan murid, Monitoring dilakukan oleh murid dan untuk murid sendiri dengan bimbingan guru, Evaluasi melibatkan guru, wali murid dan kepala sekolah.

 

Langkah   ketiga   adalah  menganalisis  resiko  dengan   menggunakan   menajemen resiko. Dengan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan dan wali murid ditakutkanresiko yang dihasilkan besar. Berikut manajemen resiko yang dihasilkan

 

Langkah   keempat   adalah   pelaksanaan   program  dimana   program   dilaksanakan

selama 3 bulan setelah pembelajaran kelas 2 sudah selesai atau disebut juga dengan class meeting pada semester ganjil. Berikut rinciannya  Minggu pertaman: Pengenalan dan pengumpulan barang barang bekas yang ada disekolah yang dapat dipergunakan untuk membuat hasil karya yang bernilai spt botol plastik, kertas, kardus dll. Hal ini dilakukan oleh peserta didik Didampingi wali kelas. Out put produk membuat pot bunga, kursi/sofa dll.

 

C. HASIL AKSI NYATA

 

Apa hasil dari program yang disudah dilaksanakan?

Sesuai  dengan  tujuan  program Untuk Manghasilkan Produk dari barang bekas Selain kecerdasan, dibutuhkan juga keterampilan hidup sebagai modal murid sejak dini untuk masa depannya merupakan salah satu profil pelajar pancasila yaitu mandiri dimana peserta didik bisa berwira usaha sejak kecil dimana hasilnya bisa untk keperluan sekolah. kreatif, peserta didik mempunyai jiwa seni yang tinggi dari program yang berdampak pada murid dapat dilihat dari produk yang dihasilkan layakjual  dan  banyak    peminatnya    dan   gotong   royong,   dimana    seluruh   pemangkukepentingan bergotong royong untuk mendampingi dan memasarkan produk dari peserta didik sehingga produk yang dihasilkan dan memanfaatkan produk tersebut dengan baik.

 

Apa perasaan ketika atau setelah menjalankan program ini?

Perasaaan ketika menjalankan program tentu saja sangat ragu karena takut program tidak   berhasil,   karena   usia   anak   kelas 2 dalam mengumpulkan barang bekas merasa jijik, tidak enak dengan orang lain karena nantinya dianggap pemulung serta kurang semangat. Hal ini tentunya membutuhkan kesabaran dan kerjaekstra perhatian ditakutkan ada yang terkena penyakit karena memungut barang yang kotor atau produk yang dihasilkan tentunya tidak sesuai dengan ekspekstasi dan tidak layak jual. Tetapi karena kolaborasi dengan guru Pembina dan dibantu oleh maha siswa kampus mengajar di sekolah ada kelegaan tersendiri dan di rumahterdapat kolaborasiyangbaikdenganorangtuasehingga    ketika pelaksanaannya pun berjalan dengan lancar.

Perasaan setelah menjalankan program, peserta didik dan CGP sangat senang sekali karena   peminat   produk   dari   pembelajaran   berpusat   dan   berdampak   pada   siswa   banyak sekali terutama konektor apalagi produk habis terjual.

 

Pembelajaran apa yang yang didapat dari program ?

Pembelajaran yang didapat dari program ini sangat banyak sekali bagi peserta didik, jiwa kreatifitas untuk memanfaatkan barangyang tidak berguna untuk diolah sehinggamenghasilkannilailayakjualyangtinggi,pembelanjaranlintasbidangyangdikemas dalam program ini bisa menumbuhkan jiwa kewirausahaan murid kelas 2 sejak dini.Bagi   CGP  pembelajaranyangdidapat dariprograminiadalahCGP mampu mengidentifikasi bentuk-bentuk program yang berdampak pada murid, mengidentifikasi tahapan membuat program,   memahamiprosesperencanaanprogramsampaipelaporanprogramdenganmenggunakan   strategiMonitoring,Evaluasi,LearningdanReporting(MELR), mengidentifikasi manajemen resiko dari sebuah program sehingga program yangdihasilkan benar-benar berdampak pada murid.

Bagi sekolah yang didapat adalah reputasi sekolah mengalami peningkatan, serta kebutuhan partisipasi dari seluruh aspek masyarakat dan pemangku kepentingan semakin meningkat.

 

 

D.  REFLEKSI AKSI NYATA

 

Program PENUMBUHAN KEPEDULIAN SISWA TERHADAP LINGKNGAN MELALUI GERAKAN PEMANFAATAN BARANG BEKAS berjalan cukup baik walau terdapat hambatan dan rintangan yang dihadapi CGP. Mulai dari kekompakan siswa dalam bekerja, dan terkendala waktu dan kesempatan siswa untuk membuat karya dll.

Tetapi   program    ini  menghasilkan    respon   yang  baik  dari  kepala   sekolah,  komunitas Sekolah, wali murid dan warga sekitar sekolah. Berikut adalah analisis keberhasilan dan kegagalan yang diperoleh setelah pelaksanaan program ini :

 

Keberhasilan :

Program   ini   dikatakan   berhasil   menurut   CGP   karena   mengalami   peningkatan   dari

sebelum diadakan program hingga program ini dilaksanakan. Berikut keberhasilan yang   didapat:

1. Kegiatan ini telah mampu membuat CGP berkolaborasi dengan rekan guru yang lain mulai   darimemetakanpotensi/kekuatan,pendampingan, pemasaran produk yang dihasilkan oleh murid kelas 2

2. Murid telah mampu berpikir kritis dan kreatif dalam memanfaatkan barang bekas seperti botol plastik, kardus dll serta kepercayaanyang dimiliki oleh warga sekitar sekolah.

3. Produk yang dihasilkan menjadisalah satuidepeluangusahayang patut dicoba untuk dikembangkan oleh murid melalui promosi di media sosial terutama WA atau facebook dan web sekolah.

4. Program inimampumeningkatkankerjasamaorangtuadansekolahwalaupundimasa pandemic Covid -19

 

Kegagalan :

Dalam pelaksanaan program terdapat beberapa kendala serta tantangan yang terjadi, berikut kendala program :

1.  Ada beberapa produk yang dihasilkan peserta didik belum dikatakan layak jual,sehingga ada beberapa yang harus di perbaiki.

2.  Permintaan yang cukup banyak tetapi barang yang dihasilkan hanya sedikit

3. Waktu pelakasanaan disekolah yang hanya beberapa jam saja sehingga membutuhkan tenaga ektra dan waktu yang lama untuk mengingatkan peserta didik menyelesaikan produk yang harus dihasilkan

4. Dalam masa pandemic ini dalam pemasaran hanya bisa lewat on line saja dimana untuk pengantarannya pun terkendala dengan transportasi.

 

 

E.  RENCANA TINDAK LANJUT

 

Setelah melakukan kegiatan refleksi tentang keberhasilan dan kegagalan yang didapatkan dari penerapanprogram berpusatdanberdampak padaanak PENUMBUHAN KEPEDULIAN SISWA TERHADAP LINGKNGAN MELALUI GERAKAN PEMANFAATAN BARANG BEKAS  perlu  disusun  rencana  tindak lanjut, antara lain:

1.   Program PENUMBUHAN KEPEDULIAN SISWA TERHADAP LINGKNGAN MELALUI GERAKAN PEMANFAATAN BARANG BEKAS tidakberhenti   setelahprogramberhasilbisadimasukkankurikulumatausebagaiekstrakulikuler   sehinggakemampuanpesertadidikselaluterasahdanpermintaan terhadap produk juga terpenuhi

2.   Program PENUMBUHAN KEPEDULIAN SISWA TERHADAP LINGKNGAN MELALUI GERAKAN PEMANFAATAN BARANG BEKAS tidak hanya dilaksanakan oleh kelas 2 tetapi seluruh kelas 1 (10) hingga 3 (dua belas) sehingga murid memiliki skill atau keterampilan.

 

3.   Produk perlu diberi label yang menarik agar pembeli mengetahui produk tersebut hasil dari peserta didik.

 

 

Dokumentasi Kegiatan

 

 

Gambar Siswa Yang Melakukan Kegiatan Pemilahan Sampah botol Pelastik

 

 

 

Gambar Membuat pola

 

 

 

Gambar. Desain Produk

 

 

 

 

Salam Bahagia, salam guru hebat Dan Salam Guru Penggerak

Kamis, 07 Oktober 2021

Koneksi Antar Materi 3.3

 


Panduan Pertanyaan untuk membuat Koneksi Antar materi:

·       Hal-hal menarik yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan bagaimana benang merah yang bisa Anda tarik dari keterkaitan antarmateri yang diberikan dalam modul 3.3?

·       Apakah kaitan antara pemetaan sumber daya dengan perencanaan program sekolah yang berdampak pada murid? 

·       Adakah materi dalam modul lain/paket modul lain yang berhubungan dengan materi dalam modul 3.3. ini? Jabarkanlah jika ada. 

·       Bagaimana kaitan dari semua materi tersebut dengan peran Anda sebagai guru penggerak?

Nama CGP : Makripuddiin, S.Pd

Instansi : SMAN 1 Kuripan

 

Koneksi Antar Materi Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Pada Murid

Setiap sekolah pasti memiliki sumber daya yang dapat dimaksimalkan penggunaanya dengan tujuan untuk tercapainya keberhasilan dalam sebuah program sekolah yang berdampak pada murid. Program sekolah yang berdampak pada murid merupakan program yang memaksimalkan penggunaan sumber daya di sekolah untuk mengembangkan potensi siswa. Program ini harus dikelola dengan baik mulai dari tahapan perencanaan program, pelaksanaan program dan evaluasinya.

 

Ciri-ciri program sekolah yang berdampak pada murid :

1.     Melibatkan murid secara aktif

2.     Menimbulkan efek positif pada murid

3.     Menggunakan sumber daya sekolah untuk mendukungnya

Perencanaan program adalah langkah awal yang harus ditempuh sebelum menjalankan sebuah program. Tujuannya, agar program tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan harapan.

Dalam rangka mendukung keterlaksanaan program, perlu adanya kerjasama oleh semua pihak. Di sinilah tahapan BAGJA dapat diterapkan. BAGJA adalah sebuah tahapan yang menggunakan paradigma inkuiri apresiatif, yaitu pendekatan kolaboratif dalam melakukan perubahan yang berbasis kekuatan asset yang dimiliki.

·       MELR (Monitoring,Evaluation,Learningand Reporting)

·       Monitoring

Adalah sebuah kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengawasan dan pengendalian kegiatan yang dilaksanakan, untuk umpan balik pelaksanaan kegiatan yang sedang berjalan. Pengawasan dilakukan dengan melihat langsung pelaksanaan kegiatan. Tujuannya, untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan dengan keberhasilan program.

 

·       Evaluation

Evaluasi merupakan proses pengukuran hasil yang dicapai dibandingkan sasaran yang telah ditentukan sebagai bahan penyempurnaan perencanaan dan pelaksanaan

 

Prinsip evaluasi:

Ø  Menyeluruh

Ø  Berkesinambungan

Ø  Objektif

Ø  Hasilevaluasi dapat digunakan sebagai penghargaan bagi yang berhasil dan merupakan pendorong bagi yang belum berhasil

 Cara melakukan evaluasi yaitu dalam bentuk kuantitatif sesuai dengan monitoring yang dilakukan

Teknik evaluasi antara lain:

Ø  Observasi langsung di sekolah

Ø  Isian instrument pengamatan

Ø  Wawancara

Ø  Peran serta

·       Learning

Dr Roger Greenaway seoarang ahli di bidang pelatihan guru dan sebagai fasilitator merancang kerangka kerja pembelajaran (Learning) melalui empat tingkat model.

Keempat F adalah:

Ø  Fact (Fakta ): Catatan objektif tentang apa yang terjadi

Ø  Feeling (Perasaan): Reaksi emosional terhadap situasi

Ø  Finding (Temuan): Pembelajaran konkret yang dapat diambil dari situasi tersebut

Ø  Future (Masa Depan): Menyusun pembelajaran digunakan di masa depan

·       Reporting

Reporting atau laporan adalah media bagi pimpinan untuk menginformasikan atau memberikan masukan untuk setiap pengambilan keputusan yang diambilnya. Lapran yang dibuat harus akurat, lengkap, dan objektif.  Laporan merupakan dokumen yang berupa produk akhir dari suatu kegiatan.

 

 

 

 

·       MANAJEMEN RISIKO

Risiko merupakan sesuatu yang memiliki dampak terhadap pencapaian tujuan organisasi. Beberapa tipe risiko di lembaga pendidikan, meliputi:

Ø  Risiko Strategis, merupakan risiko yang berpengaruh terhadap kemampuan organisasi mencapai tujuan

Ø  Risiko Keuangan, merupakan risiko yang mungkinakan berakibat berkurangnya asset

Ø  Risiko operasional, merupakan risiko yang berdampak pada kelangsungan proses manajemen

Ø  Risiko pemenuhan, merupakan risiko yang berdampak pada kemampuan proses dan prosuderal internal untuk memenuhi hokum dan peraturan yang berlaku

Ø  Risiko Reputasi, merupakan risiko yang berdampak pada reputasi dan merek lembaga. (Prince watercoper, 2003)

Adapun tahapan manajemen risiko adalah sebagai berikut:

1.     identifikasi jenis risiko,

2.     pengukuran risiko,

3.     melakukan strategi dalam pengendalian risiko

4.     melakukan evaluasi terus-menerus, maju dan berkelanjutan

Hasil pemetaan sekolah dijadikan dasar untuk melihat aset-aset atau kelebihan sekolah. Sumber daya sekolah bisa dimanfaatkan untuk membuat program yang berdampak pada murid. Dengan demikian, sekolah telah menjalankan inkuiri apresiatif dengan memaksimalkan kekuatan sekolah dengan membuat program melalui langkah BAGJA.

 

Kaitan Modul 3.3 (Pengelolaan Program yang Berdampak Pada Murid) dengan Modul Sebelumnya

 

Kaitan Dengan Modul 1.1 (Filodofi KHD)

Program sekolah yang berdampak pada murid dapat mendukung terwujudnya merdeka belajar dan memfasilitasi pengembangan potensi murid agar tumbuh kembangnya maksimal sesuai kodrat alam dan kodrat jaman.

Kaitan Dengan Modul 1.2 (Nilai dan Peran Guru Penggerak)

Visi dan peran guru penggerak mendukung dalam menciptakan perencanaan program yang berdampak pada murid.

Kaitan Dengan Modul 1.3 (Visi Guru Penggerak)

Program sekolah yang berdampak pada murid dapat dilakukan dengan pendekatan inkuiri apresiatif melalui langkah BAGJA. Tahapan BAGJA mengandung pendekatan kolaboratif dalam melakukan perubahan yang berbasis aset.

Kaitan Dengan Modul 1.4 (Budaya Positif)

Membiasakan komunikasi dua arah dan nilai-nilai Pendidikan karakter untuk mendukung terlaksananya program sekolah yang berdampak pada murid.

Kaitan Dengan Modul 2.1 (Pembelajaran Berdiferensiasi)

Program yang dibuat disesuaikan dengan minat belajar dan profil siswa yang beragam.

Kaitan Dengan Modul 2.2 (Pembelajaran Sosial Emosional)

Mengedepankan empati pada siswa dan memahami kondisinya.

Kaitan Dengan Modul 2.3 (Coaching)

Guru dapat menjadi coach yang mamandirikan siswa (coachee) dalam mengatasi masalahnya.

Kaitan Dengan Modul 3.1 (Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran)

Guru menjadi pengambilan keputusan yang bijaksana dan mengedepankan nilai kebaikan bersama dalam menjalankan program .

Kaitan Dengan Modul 3.2  (Pengelolaan Sumber Daya)

Program sekolah yang berdampak pada murid  bisa dilakukan dengan memaksimalkan sumber daya sekolah.

 

Kaitan dari semua materi dengan peran saya sebagai guru penggerak:

 

Materi yang saya dapat ini tentunya menambah wawasan saya sebagai guru agar berupaya turut mewujudkan merdeka belajar serta menuntun murid dalam  mengoptimalkan minat dan bakatnya.

Materi yang saya dapatkan bisa membuat saya memahami cara memetakan aset sekolah, mengelola sumber daya, membuat program yang berpihak pada murid, mengambil keputusan yang bijak, menjadi coach bagi siswa, mendalami keterampilan sosial emosional dan memfasilitasi pembelajaran siswa sesuai keberagaman yang ada dalam diri mereka.