Jumat, 28 Oktober 2022

Digitalisasi Gerakan Literasi Sekolah

 Oleh: Makripuddiin 

Resume ke-30

Gelombang 27
Tanggal: Senin,  28 Oktober 2022
Tema: Digitalisasi Gerakan Literasi Sekolah 
Moderator: Lely Suryani, S. Pd. SD.
Narasumber: Bambang Purwanto, S. Kom. Gr















Halo sahabat bloger malam ini kali ini membahas digitalisasi gerakan literasi sekolah bersama Bapak Bambang Purwanto yang lebih akrab dipanggil Mr Bams dan moderator Ibu Lely Suryani. 

Untuk mewujudkan sekolah yang sadar literasi menggalak dibutuhkan orang-orang yang memiliki kecintaan terhadap literasi, karena dengan demikian hal tersebut akan bisa mewujudkan harapan literasi digitalisasi di sekolah.

Nah lalu kapan mulai literasi digitalisasi digalakkan? Gerakan Literasi Sekolah ada sejak tahun 2015 melalui Permendikbud No. 23 Tahun 2015 mengenai penumbuhan budi pekerti. Lahir sebuah gerakan membaca 15 menit sebelum belajar. Apakah kegiatan ini masih tetap dilakukan di sekolah ? Semoga.

Digitalisasi adalah proses pengalihan informasi dalam bentuk analog ke bentuk digital. Proses pengalihan dilakukan dengan menggunakan teknologi digital, sehingga informasi bisa diperoleh dan ditransmisikan melalui peralatan dan jaringan internet.

Saya masih ingat pengalaman di sekolah tahun 2015, saat kegiatan GLS mulai di sekolah kami, yaitu SMP Taruna Bakti. Sebuah sekolah dengan konsep pembauran berada di kota Bandung. Jarak rumah ke sekolah adalah 20 KM. Mr. Bams setiap hari bersama kendaraan tersayang melaju 40 KM. 

Ijinkan untuk memperkenalkan website literasi SMP Taruna Bakti yaitu http://literasi.smp.tarunabakti.sch.id/. Sebelum website pernah saya kelola dengan wordpress.com. Kini website ini sudah menggunakan domain yang sama dengan web sekolah.

Kegiatan literasi yang dilaksanakan harus mendapat dukungan dari kita sebagai guru di sekolah. Lakukan dukungan literasi baik ada surat tugas maupun tidak. Menjadi relawan literasi menjadi sebuah kekuatan diri untuk bisa membumikan literasi di sekolah bahkan di masyarakat.

Kegiatan literasi di SMP Taruna Bakti meliputi kegiatan sebagai berikut :

Senin : Membaca Kitab Suci

Selasa : Menyimak Cerita Melalui Youtube

Rabu : Membaca Buku Pilihan Sendiri
Kamis : Menyimak Cerita (Bahasa Inggris/Bahasa Sunda)

Jumat: Curhat

Cerita Hikmah yang dilakukan Selasa dan Kamis, kita simpan juga di website
atau lengkapnya bisa dilihat disini

Nah, itu lah bentuk digitalisasi Gerakan Literasi Sekolah yang kami lakukan di sekolah. Ada juga dukungan yang bisa kita lakukan sebagai guru mata pelajaran. Saya ingin berbagi dengan pengalaman mengelola kelas tetapi berkaitan dengan literasi. Saya kelola semua melalui website penamrbams.id











Setiap guru yang memiliki blog atau website bisa menjadikan media untuk mendukung pembelajaran yang kita ampu. Saya menggunakan website untuk berbagai kepentingan :
1. Media Pembelajaran
2. Menyimpan Refleksi Diri
3. Dokumentasi Kegiatan OSIS-MPK (sesuai tugas, saat ini sebagai Pembina OSIS dan MPK)
4. Tulisan yang lainnya



Gambar diatas menunjukkan kelas yang saya ajar. Setiap siswa nanti akan mengakses sesuai kelas masing-masing. Yang menarik ingin dibagikan malam ini adalah  

Refleksi Diri. 
Apa itu Refleksi Diri ? Setiap akhir pembelajaran setiap siswa bisa menuliskan hasil belajar, mulai dari apa yang didapat, apa yang masih menjadi kesulitan dan diberikan ruang untuk memberikan masukan kepada Mr. Bams sebagai guru.

Saya lanjutkan tentang refleksi diri. Setiap anak akan memberikan refleksi diri diakhir pembelajaran. Saya akan memberikan point 10 bagi yang menuliskan refleksi diri. Poin akan terus diakumulasikan.
 

[
 
ist


Sistem  Kredit Point memang sudah benar - benar dilaksanakan di sekolah Mr Bams. 

Refleksi Diri (RD) bagi Mr. Bams menjadi sebuah tempat untuk ruang bagi siswa untuk menuliskan apa yang mereka rasakan. Menulis memang butuh latihan, inilah salah satu tempat bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan menulis. Poin yang diperoleh oleh siswa bisa menunjukan tingkat kedisiplinan. Ini menjadi kebiasaan bagi siswa. Setiap poin akan menujukan kesungguhan setiap siswa.
Bisa di lihat link google drive 
👇

Kita masuk ke sesi tanya jawab lestgo... 

Assalamu'alaikum
Nama : Ahmad Fatchudin
Bekasi, 
Izin bertanya Mr. Bams
1. Untuk kegiatan literasi ini, metode yang dilakukan apakah anak berada pada masing-masing kelas, atau di kumpulkan bersama? 
2. Untuk kegiatan literasi di pusatkan dengan pemandu atau di masing-masing kelas dengan masing-masing guru? 
Mohon pencerahan nya

Jawaban 
Waalaikumsalam w.w.
Pa Ahmad yang berbahagia
1. Kami membuat jadwal khusus literasi tanpa mengambil jam pembelajran. Setiap hari kami masuk 06.45 WIB. Kegiatan literasi selama 15 menit dilakukan sampai 07.00 WIB. Setiap anak-anak berada di kelas masing-masing. 
2. Dilakukan di kelas, ditemani oleh guru yang mengajar jam pertama

Pertanyaan 
Apakah dalam kegiatan literasi digital... setiap hari siswsa memakai perangkat digital?

Jawaban 
Kegiatan literasi didukung oleh perangkat yang sudah ada di kelas. Setiap kelas disedikan TV 75 inchi, tayangan video Cerita Hikmah disaksikan melalui TV tersebut yang sudah terakses internet. Untuk input mereka lakukan menggunakan gawai masing-masing, sebelum dikumpulkan agar tidak mengganggu pembelajaran. 

Pertanyaan 
Selamat malam Mr. Bams dan bu Lely
Izin bertanya
Saya Sim Chung Wei dari Jakarta
1.berdasarkan pengalaman untuk gerakan literasi sekolah Pak Bams melihat kan guru mapel apa saja? 

2. Untuk sumber bacaan apakah disediakan pihak sekolah lewat perputakaan atau murid diberi kebebasan membawa buku bacaan. 

Jawaban
1. Saya guru Informatika / TIK, di kami semua guru melibatkan diri untuk mendukung Gerakan Literasi Sekolah. Khusus untuk koordinatornya sekarang dipegang oleh guru Bahasa Indonesia. Saya pernah mendapat amanah 2 tahun, alhamdulillah SMP Taruna Bakti tahun 2019 menjadi Sekolah Literasi Ketegori Utama. Mendapat penghargaan dari Dinas Pendidika Kota Bandung. 
2. Sumber bacaan bisa dari buku pribadi, pojok baca yang ada di sekolah dan perpustakaan.

Pertanyaan  
Assalammualaikum 
Saya Elok Dewi dari Padang. 
Materi yang sangat bagus sekali malam ini.
Saya mau nanya 
1. Ketika refleksi diri ditulis dengan tangan dan nanti ditempelkan di papan tulis atau sebuah karton apakah boleh karena disekolah anak anak tidak boleh bawa hp
2. Apakah boleh kita minta ke anak refleksi cara mengajar kita di tengah dan akhir semester. Mohon masukannya
Saya sangat tertarik dengan refleksi diri
Terima kasih 

Jawaban 
Ibu Elok yang berbahagia
1. Refleksi Diri (RD) yang ditempel di papan tulis juga sangat bagus. Hanya saja keunggulan digitalisasi RD yang kita kelola di blog atau web, bisa banyak diakses oleh siapapun. 
2. Sangat boleh. Sesekali boleh mereka menilai cara mengajar kita. Apakah kita berani meminta anak menilai ? 


itu dua contoh yang saya dokumentasikan.

Semoga jelas. Terima kasih 🙏😍👍

Pertanyaan 
Apakah di sekolah Mr.Bams semua guru - guru mumpuni dalam  penguasaan perangkat digital atau ada petugas khusus?

Dan apa status sekolahnya?

Jawaban 
Guru-guru kami adalah guru yang penuh semangat untuk terus belajar. Saya punya guru-guru yang senior yang 3-4 tahun pensiun akan tetapi semangat untuk belajar yang berkaitan dengan digital sangat luar biasa. Dukungan guru-guru muda untuk membantu guru-guru senior menjadi sebuah pemandangan bisa di sekolah kami. Status sekolah kami adalah sekolah swasta dengan pengelola Yayasan Taruna Bakti Bandung. Saat ini kami SMP sudah melakukan PPDB. Bagi yang memiliki saudara untuk sekolah di Bandung silahkan. "Maaf sekalian promosi" 🙏😀

Semoga jelas. Terima kasih 🙏😍👍

Pertanyaan 
Dalam pengelolaan web sekolah, rata dibutuhkan waktu berapa jam  setiap harinya?..
Dan kapan waktu terbaik untuk mengelola web tersebut? Agar tidak mengganggu tugas pokkk guru..

Jawaban 
Pengelolaan website saat ini dikelola oleh Koordinator Literasi Koordinator literasi diberikan tambahan 4 jam pelajaran untuk mengelola kegiatan literasi di sekolah. Saat ini ada 2 orang yang mengerjakan kegiatan literasi, jadi total 8 jam. Saat dikelola oleh saya, saya mendapatkan tambahan jam pembelajaran sebanyak 7 jam. Waktu terbaik pengelolaan web saat tidak ada jam mengajar dan menggunakan jam tambahan yang sudah diberikan oleh manajemen sekolah.
Semoga jelas. Terima kasih 🙏😍👍

Pertanyaan 
Menarik sekali ada materi curhat dalam gerakan literasi.
1. Apakah materi jurhat dibatasi  ? 
2. Apa bedanya dengan refleksi?
Terimakasih

Jawaban 
Materi curhat adalah ekspresi dari anak-anak selama 5 hari berada di sekolah, Bebas untuk menuliskan apa yang dirasakan.
Refleksi Diri (RD) adalah tulisan akhir setiap akhir pembelajaran di mata pelajaran Informatika bersama Mr. Bams. Ini menjadi salah satu ciri khas dari apa yang saya lakukan untuk siswa.

Pertanyaan 
Makripuddiin 
1. Bagaimana cara memulai membangun komunikasi dan menyakinkan warga sekolah terkait niat kita untuk meningkatkan digitalisasi sekolah karena selama ini sy masih bekerja sama dg murid melalui blog pribadi saja. 
2. Apakah dalam membangun literasi digitalisasi membutuhkan biaya yg cukup banyak? 
3. Dan bagaimana cara Bspak mempertahankan semangat digitalisasi di sekolah Bapak?

Jawaban 
1. Lakukan apa yang bisa terlebih dahulu. Dukungan manajemen menajdi salah satu kunci. Dulu saya lakukan dengan menggunakan blog wordpress. https://literasismptarbak.wordpress.com/ akan tetapi dukungan sekolah akhirnya muncul. 
2. Biaya tergantung dari apa yang kita akan lakukan. Sebagai gambaran saja penamrbam.id sebuah website mandiri yang saya kelola secara mandiri. Biaya yang dikeluarkan per tahun 1jt. Anggaran saya gunakan dari dana *Sertifikasi*. Jadi tidak mengganggu dana ibu negara, hahaha...
3. Semangat itu datang naik turun. Kuncinya konsistensi. Saat mengelola dengan hati tanpa juga berharap, rasanya enak dan nyaman. Mengelola RD di pelajaran saya rasanya sebuah kebahagiaan. 

Pertanyaan 
Assalamualaikum..
Saya Sita dari Malang. Mohon ijin bertanya Om Bams

1. Untuk sekolah saya selama ini ada kegiatan literasi yg dilakukan oleh guru-guru terutama guru Bahasa, namun keg tersebut masih belum membudaya untuk semua warga sekolah.
 Bagaimana memulai kegiatan literasi di sekolah, karena kita tidak  bisa sendiri melaksanakan kegiatan tsb tanpa dukungan dari semua pihak.
2. Sy perhatikan anak-anak jaman sekarang sepertinya kurang suka berliterasi. Sy ambil contoh pada siswa-siswa sy. Pada saat itu pendaftaran SNMPTN dan panitia sudah memberikan informasi melalui website. Mereka terkadang tidak mau membaca informasi di website dan pada akhirnya yg mereka lakukan adalah bertanya pada bapak ibu guru mengenai informasi tersebut, padahal semua informasi telah disampaikan pada website.
Pertanyaan sy, bagaimana caranya membudayakan anak2 jaman sekarang untuk mau membaca.
Terima kasih

Jawaban
Waalaikumsalam w.w. Ibu Sita di Magelang
1. Sebuah kegiatan memang harus terus dilakukan terus menerus. Evaluasi kegiatan bisa menjadi sebuah kekuatan agar kegiatan berikutnya bisa lebih baik. Konsistensi sebuah kegiatan yang dilakukan terus-menerus akan menghasilkan walau awalnya tidak sesuai keinginan. Lakukan terus dan terus, suatu saat akan menjadi sebuah kebiasaan. Terus semangat. Seperti semangat Sumpah Pemuda, 17 tahun sebelum merdeka tapi telah berbuat sesuatu.
2. Membaca itu mudah. Membaca itu membutuhkan kesungguhan. Bacalah dengan hati melalui mata yang bisa teliti melihat rangkaikan huruf-huruf. Sampaikan kepada anak-anak bahwa membaca itu harus mendapatkan sesuatu. Ajarkan membaca detail sehingga informasi yang disampaikan bisa terserap dengan baik. Selamat mencoba. 
3. Budaya membaca. Berilah contoh bahwa guru-gurunya pun senang membaca
Semoga jelas. Terima kasih 🙏😍👍

Pertanyaan 
Apa yg membuat Mr Bams tertarik membuat tbm di rumah? Padahal kagak ada duitnya di sana.

Jawaban 
Membuat TBM di rumah sebagai bukti kecintaan kepada dunia baca, dunia literasi. Membangun generasi yang senang membaca tidak hanya dilakukan di sekolah akan tetapi di masyarakat. TBM yang serba gratis, akan tetapi manfaat yang dirasakan masyarakat banyak. TBM bagi Mr. Bams bagaikan *CSR* sebuah perusahaan. TBM merupakan Tabungan ke *Baikan* untuk Masyarakat.
Semoga jelas. Terima kasih 🙏😍👍


TBM AS Lebakwangi
Ini kegiatan literasi di masyarakat yang kami lakukan sekeluarga

Pertanyaan 
Menarik sekali... gerakan literasi di masyarakat...
Buku - buku di TBM yang Mr. Kelola, itu berasal dari mana Mr?

Jawaban 
Buku koleksi pribadi
Buku donasi dari masyarakat
Buku donasi dari komunitas
Buku dari dana pemerintah

Terima kasih 

Rabu, 26 Oktober 2022

Tehnik Pemasaran Buku

 Oleh: Makripuddiin 

Resume ke-29

Gelombang 27
Tanggal: Senin,  26 Oktober 2022
Tema: Tehnik Pemasaran Buku 
Narasumber: Akbar Zainuddin
Moderator: Burbaniasita. K.S, S. Pd. 


















Malam ini Pembelajaran tentang Trknik Promosi Buku dibimbing oleh Bapak Akbar Zainudin. Beliau akan mengupas tuntas bagaimana teknik mempromosikan buku. Sebelum ke materi mari kita simak profilnya.

Bapak Akbar Zainudin, lahir di Banyumas, Jawa Tengah, 7 Februari 1973. Pendidikan dasar dimulai dari MI Muhammadiyah Wangon dan melanjutkan nyantri selama 6 tahun di Pondok Modern Gontor Ponorogo dan lulus tahun 1991. Setelah mengabdi di Gontor setahun, melanjutkan program sarjana di UIN Jakarta. Pendidikan Pascasarjana diteruskan di Sekolah Bisnis Prasetiya Mulya Jakarta mengambil konsentrasi Manajemen Pemasaran.

Bapak Akbar Zainudin adalah penulis buku Man Jadda Wajada. Sejak diterbitkan tahun 2010, buku ini sudah dicetak 13 kali dan terjual 55.000 eksemplar. Diteruskan dengan buku Man Jadda Wajada 2, Hasanah Dunia Akhirat, 10 Jalan Sukses, Berwirausaha Modal Man Jadda Wajada, Ketika Sukses Berawal dari Pesantren, Man Jadda Wajada for Teen, dan UKTUB: Panduan Lengkap Menulis Buku dalam 180 Hari, "BIG MOTIVATION: Inspirasi Sukses Para Santri", dan “Man Jadda Wajada 3: Hidup Sekali Sukses Berkali-kali”, Guru Hebat Man Jadda Wajada dan buku paling baru, buku ke-16 adalah Man Jadda Wajada: 8 Kunci Sukses Santri dan Santriwati.

Akbar adalah mentor menulis; mengadakan pelatihan, konsultasi, dan mentoring menulis untuk berbagai kalangan. Saat ini, sekitar 15 buku solo dan puluhan buku antologi sudah diterbitkan oleh penulis hasil bimbingannya, mayoritasnya adalah para penulis pemula.

Bapak Akbar adalah seorang coach dan trainer nasional dalam bidang motivasi, pengembangan SDM, dan kewirausahaan. Akbar memperoleh sertifikasi “Certified Professional Coach (CPC)” yang dikeluarkan oleh Coaching Indonesia Academy. Berbagai kalangan telah merasakan dahsyatnya Pelatihan Motivasi Man Jadda Wajada yang ia kembangkan, mulai dari kalangan Pemerintah, Swasta, hingga lembaga pendidikan. Akbar sekarang ini juga mengelola dua perusahaan yang dibangunnya, yaitu Man Jadda Wajada Education yang bergerak dalam bidang penyelenggaraan jasa konsutasi dan pelatihan SDM serta MJW Book, sebuah perusahaan penerbitan.

Bapak Akbar Zainudin bisa dihubungi melalui HP/WA: 085697035117, email di akbar.zainudin@gmail.com atau Facebook, Instagram, dan Twitter @akbarzainudin. Berbagai video tentang motivasi, menulis, public speaking, dan dunia pesantren bisa dilihat pada YouTube: Akbar Zainudin

Untuk lebih mengenal beliau silahkan klik tautan ini.

https://akbarzainudin.wordpress.com/profil/

 

APA ITU PROMOSI BUKU

Promosi adalah cara kita memberikan informasi tentang produk kepada konsumen agar mereka tertarik dan mau membeli produk kita. Promosi buku adalah cara kita mengenalkan buku yang kita miliki kepada audiens kita agar mereka tertarik dan mau membeli.

MENGAPA PROMOSI BUKU ITU PENTING

Promosi buku itu penting karena sebagus apapun buku kita kalau konsumen atau audiens tidak mengetahui produk kita, maka mereka tidak akan tertarik, apalagi mau membeli buku kita.

Beberapa tujuan dari promosi buku adalah:

1.Membuat audiens mengenal (tahu) buku kita.

2.Membangkitkan kebutuhan konsumen untuk membeli buku kita. Bagaimana caranya yang tadinya mereka tidak butuh, tetapi setelah kita promosikan menjadi butuh.

3.Meyakinkan konsumen untuk membeli buku.

4.Mengharapkan konsumen agar mau merekomendasikan buku kita kepada orang lain.

TUJUH PROGRAM PROMOSI BUKU.

Program promosi bisa dilakukan oleh penerbit maupun penulis. Beberapa program promosi yang bisa dilakukan.

1. LAUNCHING BUKU.

Launcing buku Adalah program untuk meluncurkan buku baru. Bisa di aula, masjid, lembaga pendidikan, hotel, di mana saja. Yang mengadakan bisa penerbit maupun penulis. Yang membiayai launching buku siapa? Bisa penerbit, bisa penulis. Kita perlu meyakinkan penerbit kalau buku kita akan laku, karena itulah mereka perlu menyelenggarakan program launching buku.

Kalau di Gramedia, di toko-toko buku mereka ada tempat untuk launching buku. Kita bisa memanfaatkan tempat ini. Jadi kita promosikan acaranya, tempatnya di toko buku Gramedia.

Sekarang ini program launching buku semakin mudah. Dengan adanya Media Sosial, kita bisa melakukan program launching buku ini bahkan dari rumah. Bisa melalui FB, IG, ataupun Youtube.

Buat saja program LAUNCHING BUKU, live di FB, IG, atau Youtube. Undang kawan-kawan kita. Ajak mereka berpartisipasi. Launching buku kalau perlu setiap bulan. Kan ngga harus sekali. Bulan ini Launching Pertama, Bulan depan Launching kedua, ketiga, dan seterusnya. Kalau setiap bulan kita launching buku kita, setahun kita sudah 12 kali launching buku.

2. BEDAH BUKU.

Bedah buku adalah acara diskusi untuk membedah isi buku kita. Bedah buku ini bisa secara online maupun offline. Offline artinya kita menyelenggarakan bisa bekerjasama dengan berbagai lembaga. Lembaga pendidikan, perpustakaan, majlis taklim, masjid, dan sebagainya.

Pokoknya, di semua tempat dan situasi yang memungkinkan, kita tawarkan bedah buku. Berapapun yang hadir, kita selenggarakan terus menerus. Apalagi sekarang ini eranya digital. Bukan berapa orang yang hadir yang penting, tetapi direkam lalu diupload di Medsos acara kita. InsyaAllah akan semakin membuat orang mengenal kita.

Sekali lagi, yang lebih mudah sekarang ini adalah bedah buku secara online. Kita undang orang-orang untuk ikut acara bedah buku bersama kita. Bisa di FB, IG, WA Grup, Zoom, dan sebagainya.

3. SEMINAR ATAU PELATIHAN

Lakukan seminar ataupun workshop sesuai dengan tema buku kita. Kalau saya bukunya motivasi dan menulis. Maka saya secara berkala menyelenggarakan seminar dan diklat terkait motivasi dan menulis.

Seminar atau workshop ini, pertama-tama bolehlah dilakukan gratis. Karena target kita adalah mengenalkan buku kepada para peserta. Lakukan secara kontinyu, misalnya sebulan sekali. Kalau misalnya bisa offline, laksanakan di sekolah misalnya. Kalau tidak bisa offline, lakukan secara online. Bisa via WA, Zoom, FB, IG, dan sebagainya.

4. MEMBANGUN KOMUNITAS

Komunitas yang kita bangun adalah komunitas yang kita sesuaikan dengan tema buku kita. Kalau buku kita temanya motivasi, maka kita tuliskan buku-buku tentang motivasi. Buku tentang guru, maka bangun komunitas guru. Buku tentang menulis, bangun komunitas menulis. Buku tentang Ice Breaking, bangun komunitas Ice Breaking. Buku tentang bahasa, bangun komunitas bahasa.

Komunitas membuat kita lebih dekat dengan pembaca sehingga memudahkan kita untuk menawarkan mereka dalam membeli buku.

Saya sendiri membangun banyak komunitas, ada komunitas guru, menulis, santri, remaja, bisnis, dan sebagainya. Semua komunitas itu ada bukunya. Saya share materi-materi yang ada di buku secara berkala, biasanya seminggu sekali, sehingga anggota komunitasi ini mendapatkan manfaat. Biasanya saya bentuk di WA Grup.

5. MEMBANGUN JARINGAN RESELLER

Reseller adalah orang-orang yang mau menjualkan buku kita dan mendapatkan buku dari hasil yang terjual. Kita berikan 20-30 persen komisi dari harga jual. Misalnya harga jual buku kita Rp 100.000, kita kasih 20-30%, kita berikan materi-materi yang terkait buku kita, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk menjual.

Dewa Eka Prayoga, berhasil menjual 10.000 buku hanya dalam waktu 2 minggu melalui reseller ini. Tentu resellernya saja puluhan ribu, berbagai produk. Kalau kita sudah punya jaringan reseller, akan memudahkan kita menjual buku.

Saya juga sedang membangun jaringan reseller ini. Belum banyak, baru sekitar 100an orang. InsyaAllah akan terus bertambah.

6. JUALAN DI MARKETPLACE

Buka toko di marketplace (Lazada, Shopee, Bukalapak, Tokopedia, dan sebagainya). Membuka toko di marketplace akan meluaskan promosi dan distribusi kita. 

Yang penting keberadaan kita dan buku kita ada. Itulah pentingnya ada di marketplace. Jadi kalau ada orang mencari judul buku kita, bisa ditemukan.

7. MEMANFAATKAN MEDIA SOSIAL (Medsos) untuk promosi buku.

Manfaatkan sebaik-baiknya followers dan subscriber dengan memberikan informasi tentang buku. Setiap hari, kita buat status terkait tema buku yang kita tulis, sehingga orang semakin paham dengan buku yang kita tulis.

Dan jangan setiap hari isinya jualan. Lebih banyak sharing-sharing, baru selling. Lebih banyak memberikan pengetahuan kepada para pembaca sehingga mereka merasa ada manfaat menjadi followers kita.

Sekarang ini sebagai seorang penulis, kita kalau bisa memiliki beberapa ketrampilan yaitu :

Pertama, keterampilan berbicara yang baik di depan umum (public speaking). Agar pada saat kita ada acara ataupun rekaman di Medsos dan YouTube, menjadi menarik bagi calon pembaca.

Kedua, kemampuan copywriting (membuat kata menarik untuk promosi dan penjualan). Ini salah satu keterampilan paling penting untuk menjual pada Abad 21.

Ketiga, pemanfaatan teknologi informasi. Bagaimana memanfaatkan media sosial seperti YouTube, WA, IG, Facebook, Zoom, Webex, Google Meet, dan sebagainya. Karena eranya sekarang seperti itu. Kalau kita bisa memanfaatkan dengan baik, hidup akan lebih mudah.

Demikianlah materi pada malam hari semoga membawa manfaat pada diri saya, teman sejawat, dan  siapapun yang membaca tulisan ini.

Senin, 17 Oktober 2022

Menulis Buku Biografi

Oleh: Makripuddiin 

Resume ke-25

Gelombang 27
Tanggal: Senin,  17 Oktober 2022
Tema: Menulis Buku Biografi
Narasumber: Lely Suryani, S. Pd. SD.
Moderator: Bambang Purwanto, S. Kom. Gr















Assalamualaikum w.w.
Salam sejahtera untuk kita semua
Salam Literasi

Puji dan syukur semoga selalu menjadi pasangan kata yang selalu tak akan lepas dari bibir dan hati kita untuk selalu dipanjatkan kepada Allah SWT, Tuhan YME.

Senang bahagia saya Mr. Bams bisa menemani guru-guru hebat peserta kelas menulis di gelombang 27. Pengantar di atas merupakan sambutan hangat dari seorang moderator yang pandai dalam menggunakan kata atau diksi. 

Perkenalkan beliau bernama Bambang Purwanto biasa dikenal Mr. Bams, seorang Guru Informatika di SMP Taruna Bakti. Silahkan mampir di website pribadi penamrbams.id yang di sponsori oleh Kemdikbudristek melalui dana sertifikasi tegasnya. He...he... he...  beliau memang humoris. 

Selanjutnya perkenalkan narasumber kita malam ini yaitu Ibu LELY SURYANI, S.Pd., SD. Lahir di Desa Berta, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara pada tanggal 25 Juli 1972. Menempuh masa Pendidikan  Dasar di SD N II Berta, lulus pada tahun 1985  kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Purwareja Klampok selama 2 tahun,  dan pindah ke SMP Negeri 3 Banjarnegara selama 1 tahun sampai lulus pada tahun  1988.  Pendidkan SMA di  tempuh melalui Pendidikan Kejar Paket C, lulus pada tahun 2004. Setelah itu,  melanjutkan Pendidikan D II PGSD di Universitas Terbuka, lulus pada tahun 2008, kemudian mengikuti Pendidikan S1 PGSD di Universitas Terbuka, lulus pada tahun 2012.
Semenjak mengikuti kegiatan kepenulisan di bawah asuhan Om Jay dari Pelatihan GMLD Gelombang  1 yang dimulai bulan Oktober 2021 . Selanjutnya saya mengikuti Kelas BM Asuhan Om Jay juga.
MOTTO: Menulislah dengan hati dan apa adanya, Biarlah waktu yang akan betbicara.

Media Sosial penulis :
1. FB
https://www.facebook.com/profile.php?id=100068809581410
2. IG
https://www.instagram.com/lely.suryanii/
3. BLOGG
http://lelysuryanikreatifinspiratif.blogspot.com
4. KOMPSIANA
https://www.kompasiana.com/lelysuryaniofficial8799/dashboard/setting
5. YT
https://youtu.be/6XZr9XFQYhc
6 TWEET.
@lelysur17426120
7. Simpkb
201501343612@guruku.id 
8. Belajar.id.
Lelysuryani57@guru.sd.belajar.id 
9 .Gmail
Yanilelysuryani@gmail.com 
10. No HP. 082388112412

Oiya Bapak ibu.. sehubungan dengan materi malam ini mungkin karena saya baru saja menyelesaikan buku saya tentang Om Jay..

Tepatnya berjudul "50 Tahun Lebih Dekat Dengan Om Jay"

Buku tersebut karena berisi riwayat perjalanam Om Jay.. maka di sebutlah  "Biografi"

Saya yakin para sahabat di sini pernah membaca berbagai Biografi para Tokoh Terkenal.

Demikian juga buku saya itu.. juga berisi TOKOH TERKENAL..
OM JAY..

Dari sini jadi sudah diketahui bahwa Biografi itu adalah riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain

Berbeda dengan Autobiografi yang merupakan riwayat seseorang yang ditulis oleh dirinya sendiri..

Oiya.  Ini penampakan dari buku saya tentang SANG GURU



Ya iya lah.. warna cover adalah rekomendasi dari Putri Om Jay.. yaitu Mbak Intan.

Bapak dan Ibu Peserta BM gelombang 27 yang berbahagia... selarang timbul pertanyaan :

Bagaimana cara menulis Biografi yang baik?
Karena yang kita tulis adalah bukun tentang diri kita.. tentu ada ranah - ranah privasi yang tidak perlu diangkat.

Menurut pengalaman saya yang pertama kali harus dilakukan oleh penulis Biografi adalah minta ijin.

Kepada siapa?..
Ya kepada orang / tokoh yang akan kita tulis

Betul kan Om Jay.. saya waktu itu minta ijin dulu?

Awal bulan Juli 2022 saya mengajukan ijin kepada Om Jay.. minta diarahkan.. harus menghubungi siapa saja yang bisa mendukung mengisahkan sang tokoh

Biografi ini kan riwayat seseorang.. jadi dari masa kecil sampai masa sekarang..

Maka dari Om Jay saya di beri nomor kakak beliau ibu Dwi Setyawati.

Dari beliau bisa diungkap  masa kecil Om Jay sampai masa sekolah..

Ada rahasia Om Jay disini.. saya berusaha  menanyakan langsung juga tidak dijawab oleh beliau..

Nah inilah yang tidak boleh diteruskan oleh penulis..apalagi memaksa tokoh agar mengikuti kemauan penulis..🙏

Berkisah terus  berlanjut.. saya minta ijin lagi kepada Om Jay.. untuk menghubungi  Ibu.. Istri Tercinta

Dari beliau terkuaklah kisah *asmara* Om Jay..

Karena membutuhkan waktu yang tak sedikit untik menyatukan dua hati dan terasa penuh perjuangan..mka saya beri  Sub Judul Pandangan pertama yang melangut ke Syurga

Bagaimana perjalanan Om jay sampai se Tenar Sekarang.. tentu ada seseorang yang mempengaruhinya..

Oiya perlu juga ditetapkan tujuan menulis Biografi.
Apa tujuannya?

Tujuan di sini sangat menentukan konten yang diangkat, karena tujuan utama saya adalah untuk berdarma bakti pada guru.. maka sekiranya bapak ibu bisa membaca bukunya.  Pasti jadi tahu hubungan antara tijuan dan konten yang ditampilkan

Dari tujuan, konten, dan pernak - perniknya.. semua harus dikeyahui oleh sang tokoh. Tidaka boleh penulis menulis sesuatu berkenaaan sang tokoh, tanpa sepengetahuan sang tokoh. Jadi Etika harus dijalankan oleh seorang penulis.. artinya tidak boleh arogan, sekecil apapun tentang tokoh itu harus dikomunikasikan dengan baik. Demikian juga dalam pendistribusian.. tokoh yang ditulis juga harus mengetahuinya, jangan sampai ada dusta diantara kita.

Maka waktu itu sebelum ada lampu hijau dari OmJay untuk dipublikasikan.. . Maka saya selaku penulis tidak berani untu share - share sana - sini

Demikianlah sekelumit kisah yang dirasakan dan diceritakan oleh narasumber dalam menulis buku biografi mulai dari awal sampai berhasil dijadikan buku. Menulis buku biografi hampir sama dengan menulis jenis  buku yang lainnya. Setiap jenis buku memiliki kesulitan dan tantangan tersendiri yang penting bagaimana seorang penulis mampu menyelesaikan dan melewati semua rintangan yang ada. Karena setelah hasil tulisan sudah menjadi buku maka akan muncul kebahagiaan tak terhingga 

Kita masuk ke sesi tanya jawab
Gina dari Bandung Barat
Pertanyaan : 
1. Apakah ada syarat khusus untuk tokoh yang bisa dijadikan biografi? 
2. Apakah bisa kita membuat buku biografi orang terdekat kita tapi tidak terkenal? 
Jawaban
1. Tidak ada syarat khusus., semua bisa di buatkan biografi.

2. Bisa sekali.. mungkin istri menulis biografi suami.. biografi orang tua..  tidak harus orang terkenal
Boleh dan sah - sah saja.
Pertanyaan 
Assalamu'alaikum, 
Nama : Ahmad Fatchudin
Bekasi
Ijin bertanya, 
1. ketika kita menulis biografi apakah harus disertai gambar masa kecil atau seperti apa? 
2. Bagaimana batasan privasi yang tidak diperbolehkan untuk di tulis? 
3. Berapa kali konsultasi ke tokoh tersebut sebelum naik cetak? 
Demikian mohon pencerahannya
Jawaban
1. Gambar itu sifatnya tidaj wajib.. tapi sebagai penunjang  jelas akan memberi energi pada tilisan.

2. Batasannya, sebagai manusia biasa pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Kekurangan yang ada pada tokoh.. tidak usah ditulis.. jadi tilis yang baik - baik saja.
3. Berkali - kali.. disesuaikan dengan kebutuhan

Pertanyaan 
Assalamualaikum. Wr. Wb. Kth 
Makripuddiin 
Mataram

Pertanyaan 
1. Apa yang perlu diperhatikan sebagai unsur paling penting jika menulis buku biografi? 
2. Apa kendala-kendala yang ditemukan dalam menulis buku biografi dan bagaimana ibu mengatasinya? 
3. Siapa yang perlu terlibat sebagai bahan informasi atau narasumber dalam menulis buku biografi?
4. Bagaimana cara menulis buku biografi yang baik apakah jenis fiksi atau non fiksi?
Jawaban 
1. Seperti yang saya sampaikan ..penulisan biografi perlu tujuan..maka akan mempengaruhi unsur penting yang kita tulis.
2. Kendalanya karena jarak dan waktu. Karena saya hanya mengandalkan komunikasi daring.
Apalagi beliau beserta keluarga  super sibuk.. jadi penulis harus tetap sabar.
3. Yang perlu terlibat.. ini kesepakatan dengan tokoh. Jika tokoh yang ditulis masih hidup.
Berbeda dengan tokoh yang sudah meninggal dukia.. maka perlu kesepakatan denga keluarga.

4. Sebaiknya sesuai fakta saja.. Apalagi jika tujuannya untuk kampanye misalnya.. tentu harus nyata adanya

Pertanyaan 
Assalamualaikum wr wb
Fitria Chairiyati
Dari Bekasi

Izin bertanya bunda🙏
1. Bgmn menentukan fase utk tokoh yg kita tulis, menurut sang tokoh atau dari kita sbg penulis?
2. Ada batasan waktu kah utk menulis buku biografi ?

Jawaban 
Halo mbak  Fitri
1. Lagi - lagi hal ini perlu dikomunikasikan dengan tokoh yang akan ditulis.
Busa penulis mengajukan draf dulu.. jika dusetujui.. bari dijalankan
2. Tidak ada batasan waktu.. tergantung hasil komunikasi dengan tokoh dan sebetapa produktifnya seorang penulis.. jadi saling mempengaruhi komunikasi dan produktifitas penulis. Oke..?

Pertanyaan 
Resti Batam
Apakah kalau kita akan membuat biografi seorang tokoh minimal berapa orang yg kita hubungi langsung?.
Kalau ada sisi buruk dimasa lalunya apakah juga harus minta ijin untuk menulisnya.
Bagaimana biar bisa menulis biografi secara netral dalam artian kita tidak ada beban dengan apa yang akan kita tulis tentang tokoh tersebut?.

Jawaban 
Halo mbak Resti.. 

Tidak ada batas minimal..  jika dikehendaki oleh tokoh.. ya orang itu yang kita hubungi.

Nah ini yang termasuk privasi tidak boleh ditulis.. tulislah kebaikan - kebaikkannya saja.

Netral di sini tidak ada beban?.. nah itu setiap hal sekecil apapun yang kita tulis.. harus dikomunikasikan.. minta dikoreksi.. di mana ada tulisan yang dirasa kurang sesuai mohon diberitahu.
Begitu.ok..

Jumat, 14 Oktober 2022

Menulis di Kala Sakit

 Oleh : Makripuddiin 

Resume ke-24

Gelombang 27
Tanggal: Jumat, 14 Oktober 2022
Tema: Menulis di Kala Sakit
Narasumber: Suharto, M. Pd. 
Moderator: Raliyanti



Assalamualaikum wr. Wb. Kth. Halo sobat bloger saya doakan semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmatNYA, tetap sehat dan diberikan rizki yang berkecukupan. Amiin ya robbalalamin

Halo sobat bloger, malam ini, saya kembali belajar bersama Guru-guru hebat senusantara. Pembelajaran kali didampingi Oleh seseorang yang sangat menginspirasi.
Seseorang yang karena kecintaannya pada dunia tulis menulis membuat hidupnya lebih berkah. Kesehatan yang sempat luput dalam hidupnya berangsur kembali, salah satunya karena keajaiban dari menulis. Ya… beliau tetap menulis walau pun dalam keadaan sakit. 

Sakit yang membuatnya lumpuh bukan halangan untuk terus berbagi dan menginspirasi. Seorang yang tekun belajar walau pun dalam keadaan sakit dan tetap berpikir bagaimana dengan kondisinya saat ini beliau masih bisa bermanfaat bagi orang lain.
Masyaallah, saya yang sehat ini jadi malu pada diri sendiri. Bapak Suharto, M.Pd. atau Cing Ato, demikian biasanya beliau disapa. Seorang guru di MTsN 5 Jakarta. Alhamdulillah,  masih aktif mengajar dan terus berkarya menerbitkan buku. Beliau merambah pula ke dunia desain cover buku. Youtuber juga… Kereenn… Berikut Profil Singkat Cing Ato
Baiklah, bapak ibu… kita ikuti dan simak bersama materi kita malam hari ini, yaitu : MENULIS DI KALA SAKIT.

Ok, sobat bloger 
Pada pertemuan ini narasumber akan berbagi pengalaman beliau ketika "Ketika Menulis Di Kala Sakit".
Beliau juga bercerita awal mulanya menulis  itu sangat sulit bahkan tidak punya kemampuan sama sekali, sehingga menjadi guru sudah puluhan tahun tidak ada karya tulis yang dihasilkan.
Awal mula menulis berawal karena butuh sebuah karya tulis, baik yang bersifat ilmiah maupun non ilmiah. Kebetulan saya seorang ASN. Dahulu kenaikan pangkat sangat mudah. Namun, ketika saya berada pada golongan III.d. dan ingin naik golongan ke IV.a. persyaratan wajib harus mempunyai karya tulis ilmiah dan buku penunjang lainnya.

Akhirnya beliau mencari pelatihan menulis lewat medsos (Facebook). Ketika saya men-scroll FB ada pelatihan di Wisma UNJ yang diselenggarakan oleh komunitas sejuta guru ngeblog (KSGN) bertemulah beliau dengan orang -orang hebat. Siapa mereka? Sudah tidak asing lagi bagi kita, yaitu: Bang Namin, Om Jay, Om Dedi, dan yang lainnya.

Hampir tiga kali pelatihan beliau ikuti kegiatan KSGN. Dari sinilah, beliau dapat kunci bagaimana caranya menulis. 

Pada pelatihan pertama beliau dapat ilmu tentang menulis PTK. Pada pelatihan ke-2 sekitar tgl 27-29 Desember 2016 di Wisma UNJ. Dari sini saya dapat menulis buku Antologi perdana dengan judul Bukan Guru Biasa.

Pada pelatihan ke-3 tentang public speaking, kebetulan salah satu materinya tentang menulis dan narasumbernya Om Jay. Dari Om Jay beliau menemukan kunci bagaimana menulis. Itupun disebabkan beliau bertanya kepada Om Jay. Bertanya tentang bagaimana cara memulai untuk menulis? Apa yang harus ditulis? Dan bagaimana cara mengakhiri sebuah tulisan?

Yang masih saya ingat dari jawaban beliau, yaitu: Tulis apa yang ada disekitar kita, tulis apa yang kita bisa, tulis materi yang kita kuasai, tulis apa yang kita alami, ide menulis banyak berserakan di sekitar kita, tulis dengan bahasa yang sederhana yang penting pesannya tersampaikan, dan lainnya.

Pertanyaan beliau terpilih sebagai pertanyaan yang mewakili keinginan Om Jay. Alhamdulillah, dapat hadiah dari Om Jay
Pulang dari pelatihan beliau kemudian menulis apa saja yang bisa ditulis dan ysng dislami. Hampir setiap hari menulis satu artikel.  Sambil menulis beliau tidak berhenti mencari Pelatihan-pelatihan menulis lagi lewat media sosial.

Kemudian beliau melihat ada pelatihan di daerah Cipanas Jawa barat yang diselenggarakan oleh komunitas menulis Media Guru. Lalu beliau mendaftar dan pada tanggal 27-29 Desember 2017. ikut pelatihan menulis selama tiga hari dua malam dijalani. 

Hampir dua tahun berturut-turut narasumber berkelana mencari ilmu tentang menulis. Meninggalkan anak dan istri dengan biaya lumayan. Dari pelatihan-pelatihan inilah terbit buku solo perdana beliau dengan judul "Mengejar Azan" buku perdana ini kemudian menjadi penyemangat beliau untuk membuat buku-buku yang lainnya. Untuk mengenang terus buku pertama beliau, narasumber  meminta teman untuk melukiskannya, lalu beliau  diberi bingkai kemudian diletakkan di depan meja kerja.
Sebuah kebahagiaan tersendiri buat beliau, bangga rasanya mempunyai buku. Teman-teman beliau banyak yang mengapresiasi dan membeli buku perdananya.

Namun, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Tiba-tiba badai tornado meluluhlantahkan kebahagiaan. Dengan hitungan jam tubuh ini lunglai, semua syaraf mati, seluruh tubuh tidak bergerak, lidah tertarik, urat wajah pun tertarik, suara hilang, dan nafaspun tidak bisa. Akhirnya nafas dibantu oksigen dan ventilator. 1 bulan 13 hari dirawat di ruang ICU. Dengan hitungan hari tubuh yang besar lagi tingi tinggal tulang berbalut kulit. Banyak teman bilang sepertinya Cing Ato tidak ada harapan. 
Di ruang ICU tidak ada perubahan, lalu dipindah ke ruang yang lebih intensif, ruang HCU. Ditemani oleh 2 suster dan 1 dokter yang jaga. Hampir 3 bulan dirawat di ruang HCU. Dokter sudah pesimis dan mendiagnosa bahwa beliau tidak akan lepas dari ventilator. Pihak rumah sakit ingin mengusir, tapi istri berjuang agar tidak diusir dari rumah sakit. Istri pinta sampai lepas ventilator dan diperbolehkan pulang.
Tiba-tiba pada suatu malam ventilator rusak, saya sudah pasrah jika malam itu dipanggil menghadap sang maha kuasa. Ternyata pagi-pagi ada keajaiban beliau baik-baik saja dan masih membersamai kita pada kelas menulis. Mungkin di antara penyebab beliau masih bernafas karena ada doa dari orang-orang saleh yang selalu mendokakan beliau tegasnya.

Seharusnya jika ventilator rusak, maka akan berakibat fatal bagi pasien. Lebih lanjut bisa dibaca di buku" GBS Menyerangku; Kisah seorang guru bergulat dengan penyakit langkah dengan menulis"
Setelah lepas ventilator kemudian bisa pulang dalam kondisi memakai oksigen. Pulang dari rumah sakit masih dalam kondisi sakit.
Tidak bisa bergerak, hampir satu tahun seluruh tubuh tak bergerak, setelah itu mulai satu persatu bergerak. Hari-hari hanya terbaring di tempat tidur. Jenuh, bosan, hampir saja stress.

Ketika sedang melamun, tiba-tiba ada suara gawai istri yang tertinggal di rumah. Beliau kemudian meminta tolong kepada asisten rumah tangga untuk mengambilkan dan meletakkan di atas dada di alasi bantal lalu tempat tidurnya ditinggikan bagian kepala sehingga bisa melihat gawai.

Kemudian beliau coba menyentuhnya, ternyata bisa. Rasa bahagia dan semangat hidup datang kembali. Ketika istri beliau pulang dari mengajar kemudian meminta gawai yang selama setahun lebih tidak pernah digunakan. Istri beliau langsung membelikan kartu baru. Mulailah beliau melacak Facebook, butuh waktu tiga hari baru terlacak password-nya tegasnya.

Mulailah kegiatan menulis digeluti, menulis dengan satu tema, yaitu tentang motivasi hidup. Hampir setiap hari beliau selalu menulis, malam digunakan untuk mencari ide dan bakda subuh langsung menulisnya. Beliau bercerita tidak bisa tidur jikabelum menemukan ide.

Senin sampai Jumat digunakan untuk menulis motivasi. Sabtu dan Minggu untuk menulis tentang apa yang sedang beliau alami dan rasakan. 

Semua tulisannya share ke Facebook. Banyak yang mengapresiasi dan menunggu tulisan saya berikutnya. Tak ketinggalan pula Om Jay  sempat kaget dengan apa yang narasumber posting/share di medsos. Om Jay vicol beliau, padahal suara saya belum jelas. Om Jay mengajak untuk ikut pelatihan menulis di gelombang 8, beliau mengikuti pelatihan semampu beliau. 

Sayang beliau tidak lulus, Karena tidak menyetor resume. Tetapi materinya pembelajarantetap  disimpan di blog dan wordpress. Setelah ada waktu senggang baru beliau edit dan  dijadikan buku.

Alhamdulillah, dengan mengikuti pelatihan menulis PGRI menambah nutrisi tulisan lebih hidup tegas narasumber. 

Akhirnya lahirlah buku perdana ketika sakit, dengan judul GBS Menyerangku..., Secara bersamaan terbit buku kedua, judul Menuju Pribadi unggul; Seni Menata Diri. Buku ini di bawah bimbingan pak Akbar Zaenudin. Hal ini adalah hasil menulis secara bersamaan setiap hari satu sampai dua artikel

Selanjutnya secara estafet terbit buku-buku yang lainnya. Seperti buku motivasi, memor, cerpen, novel Betawi, tentang menulis, dan lainnya.

Sampai hari ini sudah 12 buku solo yang berhasil diterbitkan. Dan yang ke 12, yaitu Menulis di Kala Sakit.

Masih ada dua yang belum diterbitkan,  calon buku ke -13 dan 14, yaitu : Catatan harian sang guru dan catatan harian guru Blogger Madrasah.

HIKMAH DARI MENULIS DI KALA SAKIT

1. Kedatangan para youtuber ( Chanel Akbar Zaenudin "Guru Inspiratif" dan Chanel Sutrisno Muslim "Kesempatan Kedua Mengubahku"
2. Mendapatkan Penghargaan "Pahlawan Pendidikan" dari Bank Japar Jakarta.
3. Menjadi Narasumber pelatihan menulis di  Komunitas belajar menulis di KSGN PGRI. Bahkan baru saja sahabat literasi minta saya mengisi kegiatan menulis di daerah NTT (AGUPENA). Asosiasi Guru Penulis Indonesia
4. Banyak punya teman hingga banyak yang bantu menerbitkan buku

5. Banyak teman ditempat kerja yang terinspirasi membuat buku

Selanjutnya narasumber belajar disain cover buku sehingga bisa buat untuk sendiri maupun bantu teman tegasnya. 
Demikian cerita inspiratif dari narasumber semoga bisa dimaknai dengan tepat dan diambil hikmahnya. Dan semoga kita yang sehat lebih semangat lagi untuk berkarya dan menghasilkan buku. 



Selasa, 11 Oktober 2022

Pukulan dan Keberkahan

Berawal dari keinginan untuk melanjutkan pendidikan setelah lulus Sekolah Dasar, inilah kisahku. 

Perkenalkan nama saya Makripuddin, lahir dari keluarga miskin sehingga terpaksa tidak melanjutkan sekolah. Ya, setelah menyelesaikan sekolah dasar keseharian aktivitas dilanjutkan dengan membantu orang tua untuk mencari nafkah. 

Usia dimana seharusnya anak-anak menghabiskan waktu untuk bermain. 

Namun tidak dengan saya, nasib berkata lain setelah ayah meninggal diusia 9 tahun tepatnya pada saat kenaikan kelas 3 sekoah dasar. 

Sehingga menyebabkan semakin terpuruknya perekonomian keluarga. Orangtua yang hanya seorang buruh serabutan, membuat kami harus saling bahu membahu sekedar mencari sesuap nasi untuk bisa bertahan hidup. 

Kami bersaudara sepuluh saya adalah anak ke sembilan, empat diantaranya sudah meninggal dunia diusia balita karena disebabkan kekurangan gizi. 

Dan semua kakak-kakak sudah menikah dan bersama keluarga masing-masing  namun kehiduannya tidak jauh berbeda dengan kami. Hemm … seperti rantai kemiskinan ya?. 

Sebagai orang tua tunggal,  bunda yang menjadi tulang punggung keluarga sering kali harus berpindah lokasi kerja jika di kampung sepi kerjaan. 

Kadang bunda menjadi buruh tani, buruh tambang batu apung, buruh cuci atau kadang juga menjadi buruh pembuat batu bata. 

Hal ini membuat saya sering kasihan dan memutuskan untuk membantu beliau dan tidak berani punya keingin macam-macam. Hal inilah alasan mengapa tidak lanjutkan penddikan ke SMP, karena takut menjadi beban pikiran bunda dan menyusahkannya.

Kebetulan pada saat saya lulus sekolah dasar bunda mengambil pekerjaan sebagai buruh pembuat batu bata di desa yang cukup jauh dari kampung halaman, sehingga terpaksa harus merantau. 

Karena kebetulan saya dekat dengan bunda, setelah lulus SD saya selalu menemani bunda kemanapun bunda kerja, sehingga memaksa untuk ikut bersamanya. 

“Bunda boleh saya ikut?”, 

pintaku memelas, beliau menatapku dengan tatapan yang teduh dan damai. 

Seakan dia bilang jangan, tapi beliau juga tidak tega meninggalkan saya sendirian di rumah.

Lalu beliau mulai membuka bibirnya dengan suara yang berat. 

“Nak kamu jangan ikut ya, kamu di rumah kakakmu saja, tempat ibu bekerja sangat jauh dan belum tentu ada tempat tinggal yang layak di sana”. 

Ucapnya sambil menahan air matanya, karena saya sempat mencuri pandang mata beliau berkaca-kaca.

Karena saya memaksa untuk tetap ikut akhirnya beliau dengan berat hati menyetujuinya. 

“Ok kamu boleh ikut tapi jangan mengeluh ya, ketika nanti tempatnya tidak nyaman?”. 

Pesan beliau. Dan sayapun mengganggukan kepala tanda setuju. 

Benar saja setelah sampai di tempat tujuan, aku sempat terdiam karena melihat kondisi lokasi pembuatan batunya berada di atas sungai yang jauh dari perkampungan.  

Semua pekerja tidur beralaskan tikar dan kardus sedangkan atapnya terbuat dari terpal, hampir mirip dengan pengungsian korban bencana alam.

Karena saya sudah berjanji dengan bunda untuk tidak mengeluh semuanya saya lewatkan dengan tawakkal dan bersabar. 

Hari-hari saya lewatkan untuk membantu bunda membuat batu bata, terkadang jika libur karena hujan atau memang tidak ada yang dikerjakan, saya sering membantu seorang anak pengembala untuk mengembalakan dombanya yang begitu banyak. 

Hal ini saya lakukan biar saya bisa numpang makan di rumahnya setelah seharian mengembalakan dombanya. 

Maklum hasil membuat batu bata terkadang tidak cukup untuk sekedar makan sehari-hari dan sering membuat saya dan bunda untuk berpuasa karena tidak ada beras untuk dimasak. 

Sudah hampir 1 Tahun saya membantu bunda membuat batu bata dan menjadikan saya mahir.  

Sebelum beraktivitas, biasanya saya diam-diam sering duduk di pinggir jalan sendirian hanya sekedar melihat aktivitas orang-orang di jalan yang sedang lalu lalang, mungkin menurut saya itu adalah hiburan.

Saya senang melihat anak-anak memakai seragam sekolah dan berangkat ke sekolah untuk menuntut ilmu, terkadang saya sering bertanya dalam hati. 

“Kapan ya saya bisa sekolah seperti mereka?”, dan tanpa sadar berdoa kepada Tuhan. 

“Ya Allah berikan saya kesempatan untuk menuntut ilmu”. 

Pintaku dalam doa, dan setelah itu saya kembali membantu bunda. 

Perasaan ingin sekolah saya pendam sendiri setiap hari dan tidak berani menyampaikan kepada bunda karena takut untuk membebani pikirannya.

Setelah 11 bulan lamanya saya membantu bunda, saya menyampaikan niat untuk pulang kampung sementara waktu, dengan alasan kangen dengan teman-teman. 

Sebenarnya saya tidak tega meninggalkan bunda sendirian. Kemudian pada saat istirahat niat saya untuk pulang kampung saya utarakan ke bunda. 

Beliau sedang duduk sambil memegang betisnya, kemudian saya hampiri dan seperti biasa saya selalu memijat kaki bunda setelah seharian bekerja. 

Kemudian saya membuka perbincangan, “Bunda, saya mau”, 

saya terdiam sejenak tidak kuasa berkata “Mau apa nak?”. 

Suaranya lembut bertanya kepadaku.

Kembali bunda bertanya, “Kamu mau ngomong apa nak?’. 

Kemudian saya memberanikan diri untuk bicara. 

“Gini bunda saya ingin pulang kampung sementara waktu”. 

Beliau kemudian menatapku dan tersenyum. 

“Iya sayang Boleh, kapan rencananya mau pulang?”,  

“Kalau bisa besok atau lusa bunda” 

kemudian beliau menganggukkan kepala, 

“Nanti kamu saya titipkan ke Pak Ahmad ya”. 

Dalam hati ada perasaan senang bisa pulang kampung dan juga sedih karena meninggalkan bunda bekerja sendirian diusianya yang sudah tua.

Tibalah waktunya saya pulang, saya dititipkan bersama Pak Ahmad kebetulan beliau mau mengantarkan isterinya pulang kampung. 

Isteri Pak Ahmad satu kampung dengan saya dan Pak Ahmad sendiri adalah bos pemilik usaha batu batanya. 

Saya naik mobil Pikup milik beliau. Saya tidak masalah duduk di belakang kebetulan saya suka naik mobil dengan bak terbuka, karena jika naik mobil tertutup saya sering mual alias mabok kendaraan. He. He… maklum orang kampung. Setelah berpamitan dan memeluk bunda, kamipun berangkat. 

Bunda tak kuasa menahan sedihnya beliau kemudian meneteteskan air dan segera di seka dengan tangannya sambil tersenyum dan berkata. 

“Hati-hati ya nak”, semoga Allah selalu memberi rahmadNya padamu”, 

“Amiin ya robbalalamin". 

Jawabku dalam hati. Sebenarnya akupun mau menangis tapi berusaha  kutahan agar bunda tidak semakin sedih.

Pulang kampung inilah awal perjalanan bisa mondok atau sekolah di Pondok pesantren. 

Kok bisa? 

Ya sekenario Allah SWT tidak bisa ditebak dan kita sebagai hamba hanya bisa menjalaninya. 

Ceritanya seperti ini, setelah sampai di rumah  dan saat bermain bersama teman-teman kebetulan diantara teman saya itu ada anak yatim, yang nasibnya tidak jauh berbeda dengan saya. 

Kemudian ada seorang ustaz di kampung tiba-tiba menghampiri kami yang sedang bermain.

Kemudian beliau menawarkan teman saya itu untuk sekolah dan harus mondok, beliau menjelaskan kepada teman saya alasannya mengajaknya untuk sekolah. 

Dari penjelasan beliau yang saya dengar. beliau punya jatah satu anak yatim yang bisa di sekolahkan di pondok dan gratis, dan setelah selesai menjelaskan teman saya panjang lebar , lalu beliau berkata, 

“Apakah kamu mau?”. 

Kata ustaz tersebut membujuk teman saya ini. Dalam hati saya berkata 

“Heemm … kenapa saya tidak ditawarkan”. 

Teman saya yang ditawarkan ini langsung menjawab tidak, tapi sepertinya ustaz ini tidak berputus asa untuk membujuknya kemudian teman saya ini ajak untuk menemui ibunya. 

Dalam hati saya berharap, semoga saya mendapat kesempatan yang sama.

Setelah beberapa saat, ustaz tersebut kembali. Terlihat jelas wajahnya terpancar kekecewaan. 

Dan harapan kembali supaya ditawarkan hal yang sama. 

Setelah beliau dekat, tanpa basa-basi beliau langsung memanggil saya. 

“Arief sini katanya” dengan cepat saya berlari ke arahnya, 

“Ya ustaz ada apa ya”, saya pura-pura bertanya. 

“Gini, apakah kamu mau mengantikan Andi untuk sekolah di Pndok?”. 

Ya,  Andi adalah nama teman saya yang menolak tawaran ustaz ini. 

Dengan cepat saya jawab, “Ya saya mau asalkan tidak bayar”. 

Dan beliaupun menjawab sambil tersenyum dan berkata,

“Ya kamu sekolahnya gratis tidak ada bayaran”.

Beliau juga menjelaskan, makan, minum dan pakaian sekolah serta buku tulis akan diberikan secara gratis, jika saya mau nanti sore saya akan diantarkan beliau ke pondok. 

Sontak saja membuat saya terkejut campur bahagia karena doa dan harapan saya menjadi kenyataan. 

Yang membuat saya terkejut, karena keberangkatan ke pondok yang begitu cepat dan belum ada persiapan. 

Dan tidak mungkin untuk mengabari bunda karena pada saat itu belum ada hanphone.

O … ya nama ustaz  tersebut adalah ustaz Zamal, setelah ustaz Zamal memberi penjelasan saya diminta untuk mengabari kakak. 

Dengan rasa syukur yang mendalam saya berlari meuju rumah kakak dan mengabari kabar baik ini. 

Awalnya dia sempat ragu karena tidak ada persiapan, seperti kebanyakan orang jika mau mondok biasanya akan butuh biaya yang banyak. 

Mulai dari pakaian, peralatan mandi, tidur, lemari dan sebagainya. Wajar saja kakak yang saya kabari terdiam karena beliau juga bukan keluarga yang berada, suaminya hanya seorang buruh bangunan. 

Tapi untung saja ustaz Zamal datang dan menjelaskan semuanya. 

Dan membawa beberapa pakaian bekas milik anaknya, setelah saya buka ada pakain seragam sekolah, sepatu dan beberapa potong pakaian untuk bermain dan shalat. 

Walau agak kebesaran saya tetap bersyukur menerima pemberiannya.

Setelah shalat asyar, sesuai waktu yang sudah disepakati saya diantarkan oleh Ustaz Zamal ke pondok menggunakan delman pada saat itu. 

Kakak saya tidak ikut mengantarkan karena belum meminta izin ke suami dikarenakan belum pulang dari tempat kerjanya.  

Dan saya tidak lupa menitip salam kepada kakak untuk menyampaikan permohonan maaf karena tidak bisa menemani bunda bekerja. 

“Kak titip salam buat bunda nanti pas pulang ya, dan jangan lupa untuk mendoakan adik”. 

Pintaku pada saat berpamitan.

Sesampai di pondok pesantren, saya diantarkan ketempat administrasi dan bertemu dengan pengurus pondok pesantren setelah semua berkas beres, usataz Zamal kemudian berpamitan untuk pulang. 

“Baik-baik di sini ya” 

katanya, dan sayapun mengucapkan terima kasih. Kemudian saya diantarkan oleh salah satu ustaz yang belum saya kenal namanya untuk menuju kamar. 

Setelah saya ditempatkan di kamar yang sudah ditentukan dan menjelaskan semua aturan pondok beliau kembali ke kantor bagian administrasi.

Saya ditempatkan di kamar Abu Bakar, isinya sekitar 12 santri luas kamarnya seukuran ruang kelas, di tengah ada lemari berukuran besar  berbentuk meja dan bagian sampinya memiliki pintu-pintu yang sering kami sebut LEJA (lemari meja), rangjang yang terbuat dari besi berjejer rapi di sudut ruangan, beberapa lemari juga berdiri tegak di samping ranjang santri. dan beberapa lukisan terpampang di dinding. 

Warna cat tembok biru tua dikombinasi warna putih memberi kesan menenangkan jika memilih untuk tetap berada di kamar sekedar mengaji atau membaca buku. Pentilasi udaranya juga sangat baik karena jendela yang besar memberikan kebebesan udara segar untuk masuk.

Kondisi saya dengan santri lainnya memang berbeda saya lihat mereka banyak dari kalangan orang berada. 

Namun saya tidak pernah minder dengan semua itu, karena ini adalah harapan dan doa saya selama ini untuk bisa sekolah, menurut sebagian santri aturan pondok pesantren ini sangat ketat dan banyak kegiatan sehingga tidak ada waktu untuk bermain. 

Sehingga ada beberapa santri yang berhenti mondok karena tidak tahan dengan semua tata tertip pondok. 

Semakin hari saya sudah terbiasa dengan kehidupan pondok, mulai dari bangun jam 3 untuk sholat tahajjud, kemudian dilanjutkan dengan mengaji atau belajar. 

Dan selanjutnya sholat subuh secara berjamaah kemudian setelah itu kita belajar bersama dengan beberapa ustaz, yang dibagi berdasarkan tingkatan kelas santri untuk belajar kitab-kitab dan ilmu fiqih dan akhlaq. 

Setelah pukul 6 kita mandi dan memakai seragam kemudian sarapan dan setelah itu kita melanjutkan belajar di sekolah formal.

Setelah pulang dari sekolah kita makan siang kita istirahat sebentar kemudian nanti bangun untuk melanjutkan shalat asyar. Setelah shalat magrib kita belajar nahwu dan syarof, atau di hari-hari tertentu kita diajarkan untuk pidato, tilawah dan sebagainya. 

Dan semua kegiatan sudah terjadwal dan dilaksanakan secara rutin. 

Sedangkan semua shalat dilaksanakan secara berjamaah kecuali shalat sunnah. Jadi semua santri harus mengikuti aturan pondok jika tidak akan mendapatkan sanksi seperti, digunduli, membersikan halaman pondok, sampai harus membayar denda. Sanksi yang diberikan sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan oleh santri. Santri boleh tidak ikut rutinitas pondok jika sakit atau mendapatkan jadwal piket menerima tamu di pintu gerbang. 

Demikianlah kebiasaan semua santri yang ada di pondok tempat saya sekolah.

Dipondok inilah saya banyak belajar hal mulai dari kedisiplinan, persaudaraan, tanggung jawab dan tentunya yang paling penting adalah belajar ilmu agama untuk bekal di dunia dan di akhirat kelak. 

Namun ada yang berbeda Kisah yang saya alami di pondok dan tidak sama dengan teman-teman atau santri yang lain. 

Selama di pondok saya tidak pernah dikunjungi oleh bunda dan saudara-saudara saya. Saya hanya bisa bertemu dengan keluarga jika ada libur panjang dan itupun saya tidak pernah dijemput dan biasanya dari pondok saya pulang jalan kaki. Mungkin mereka bukanya tidak mau menemui saya atau tidak perduli. 

Karena mungkin tidak enak untuk datang jika tidak ada oleh-oleh yang dibawa. Terkadang sebagai manusia biasa, terkadang ada rasa cemburu dengan santri lain melihat mereka dikunjungi oleh orang tuanya dan membawakan mereka makanan, pakaian atau uang belanja.

Sesekali ada orang kaya yang baik hati, mengundang santri anak yatim untuk menghandiri syukuran keluarga mereka dan kamipun terkadang diberikan uang jajan dan bisa makan enak. 

Hal ini terkadang membuat kami terhibur dan senang mendapatan momen seperti ini. Namun ada cerita yang sangat memilukan yang sampai sekarang tidak lepas dari ingatan, dimana saya dipukul oleh salah ustaz yang memang terkenal sangar dan suka memukul santri jika dianggap salah. Kejadiannya pada saya itu musim layangan dan sering ada layang-layang putus dan jatuh ke pondok. 

Kemudian saya mendapatkan satu. Kebetulan saya suka bermain layang-layang sejak sebelum masuk pondok, karena masih anak-anak  jiwa ingin bermain masih ada. Kemudian saya putuskan untuk bermain bersama santri yang lainnya.

Menurut saya tidak ada salahnya jika saya bermain toh tidak ada kegiatan pondok yang saya tinggalkan karena ini adalah jadwal istirahat tidur siang. 

Namun apesnya, kami dilihat bermain layangan oleh ustaz yang ganas tersebut, sebenarnya ustaz yang lain tidak mempermasalahkan. 

Kemudian beliau berlari kearah kami dengan membawa sebilah bambo dan berteriak memanggil nama saya dengan keras. 

“Makripuddin… jangan lari kamu!”. 

Ternyata santri yang lain sudah berlari meninggalkan layang-layang mereka dan baru saya sadar jika saya sendirian.

Sebagai santri yang taat kepada guru akhirnya saya diam dan menunggu keputusan beliau. 

Tidak disangka saya langsung dipukuli secara bertubi-tubi oleh ustaz tersebut. Saya hanya bisa pasrah dan menahan rasa sakit yang amat sangat sambil menangis. 

Setelah puas memukul saya, ustaz tersebut berlalu begitu saja. Sambil berpesan. 

“Jangan main-main lebih baik kamu belajar”. 

Karena sakit yang  begitu perih dipunggung, tanpa sadar saya sudah tergeletak di tanah.

Setelah sadar saya sudah berada di atas tempat tidur. 

Ternyata saya pingsan untuk beberapa saat karena tidak kuat menahan rasa sakit. 

Ya memang semua santri takut kepada beliau. Kemudian baju saya dibuka dan diberi obat, beberapa santri  menangis melihat punggung saya yang penuh dengan luka. Dan ada diantara mereka yang menyayangkan kenapa saya tidak berlari. 

“Kenapa kamu tidak lari?”, 

saya hanya menjawab sambil menahan sakit dipunggung saya dengan lirih. 

“Aduh … mungkin ini memang sudah takdir saya”. 

Pada saat mandi rasa perihnya semakin menjadi-jadi, namun hal ini tidak membuat saya menyerah untuk menuntut ilmu.

Keesokan harinya setelah sholat subuh secara berjamah kita lanjutkan belajar ilmu fiqih bersama ustaz yang memukul saya ini. 

Ya beliau adalah ustaz Misbah, seperti biasa setelah mengaji biasanya santri diminta untuk membersihkan kediaman beliau, maklum isteri beliau tinggal bersama-anaknya di rumah mereka sedangkan ustaz Misbah mengabdikan diri di pondok. dan seperti biasanya saya yang selalu ditunjuk oleh ustaz Misbah membersihkan kediaman beliau. Padahal kemarin saya sudah habis-habisan dipukul seperti tidak pernah terjadi apa-apa. 

Beliau berkata kepada semua santri 

“Kenapa saya pilih makripuddin, karena hanya dia yang paling bersih hasilnya”. 

Jadi selama ini menurut beliau hanya saya yang paling bersih membersihkan kediaman beliau sedangkan santri yang lain terkadang asal-asalan.

Seperti biasanya saya dengan ikhlas membantu semua ustaz yang meminta tolong kepada saya, karena menurut ilmu yang diajarkan oleh semua ustaz. 

Ilmu yang baik adalah ilmu yang barokah, ilmu yang barakah walau sedikit akan bermanfaat dan jika tidak barokah biar banyak tidak akan berguna. 

Santri bisa mendapat ilmu yang barakah ketika gurunya juga ridho kepada muridnya. Sehingga saya tidak berani marah apalagi demdam kepada guru atau ustaz yang sudah memberikan ilmunya. 

Dan setelah menyelesaikan tugas beres-beres seperti mencuci piring, menyapu kamar tidur, ruang tamu dan halaman, saya pamit untuk sekolah. Saya melihat beliau masih duduk di ruang tamu sambil membaca kitab. 

“Ustaz semua sudah bersih, izin ke sekolah ustaz”, 

beliau menganggukan kepala dan menyodorkan sebuah peci kepada saya. 

“Ini kamu pakai ya”, sayapun mengambil pemberiannya dan mengucapkan terima kasih. Beliau juga berkata. 

“Semoga kamu sukses ya nak dan jangan lupa rajin belajar”. 

“nggih ustaz”.

Balasku kemudian segera undur diri karena takut terlambat ke sekolah.

Demikianlah kehidupan yang saya jalani sekolah di pondok pesantren dan hal yang paling saya ingat juga dari pesan ustaz-ustaz.

Jika kita berdoa pada saat sujud terahir dalam shalat insyaAllah doa kita mudah dikabulkan. 

Dan sejak saat itu saya selalu berdoa pada saat sujut terahir meminta untuk bisa jadi Pegawai Negeri dan alhamduillah saya bisa menyelesaikan pendidikan S1 sesuatu yang mustahil untuk orang-orang seperti saya, tapi bagi Allah tidak ada yang mustahil. 

Dan Allah SWT selalu memberi bantuannya dengan cara yang kita tidak sangka-sangka, sehingga dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas selalu berusaha maksimal dengan rajin membaca dan berdoa kepadaNya. 

Setelah menyelesaikan S1 pendidikan sosiologi dua bulan setelahnya ikut tes CPNS dan Alhamdulillah lulus dengan nilai tertinggi dan sampai sekarang ilmu yang saya dapat di pondok tetap saya ajarkan kepada murid-murid yang saya ajarkan.

 


 Penulis yang lebih akrab dipanggil Pak Arief oleh siswa-siswinya ini mengajar di salah satu sekolah yang ada di Kabupaten Lombok Barat, tepatnya di SMA Negeri 1 Kuripan. Ia menyelesaikan studi S1 Pendidikan Sosiologi di salah satu Universitas yang ada di NTB (Nusa Tenggara Barat). Sebagai salah satu mahasiswa terbaik, dia membuktikan dirinya langsung diterima menjadi PNS setelah ikut tes dua bulan setelah lulus kuliah. Ia juga sudah menulis beberapa buku antologi bersama teman PGP Lombok Barat angkatan 2 diantaranya adalah Jejak Para Penggerak di Bumi Patuh Patut Pacu, Pendidikan Guru Penggerak. Disamping itu juga menulis buku bacaan untuk anak usia dini dengan menggunakan bahasa daerah Sasak, buku bacaan untuk anak Sekolah Dasar kelas bawah dengan judul Pahlawan Hutanku. Disela-sela mengajar ia juga menyibukkan diri mengikuti kelas BM (belajar menulis) PGRI angkatan 27. Diusianya yang sudah memasuki 40 Tahun dia semakin semangat dalam mengembangkan diri dalam menulis sehingga sekarang sedang mempersiapkan tulisan-tulisannya untuk buku antologi dan buku solonya. Sebagai guru ia berusaha untuk menjadi inspirasi untuk muridnya dan selalu sabar dalam mendidik muridnya, karena menurut beliau menjadi guru hebat itu ketika ia mampu mengantarkan muridnya menuju kesuksesan dan kebahagiaan tertinginya.