Pembelajaran
Berdiferensiasi
Menurut Tomlinson (2000), Pembelajaran
Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas
untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid.
Pembelajaran
berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense)
yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid.
Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:
- Bagaimana mereka menciptakan lingkungan
belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras
untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian juga memastikan setiap
murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di
sepanjang prosesnya.
- Kurikulum yang memiliki tujuan
pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Jadi bukan hanya
guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga muridnya.
- Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut
menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang
telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan,
atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar
yang ditetapkan.
- Bagaimana guru menanggapi
atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Bagaimana ia akan
menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid
tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara
yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda.
- Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan
prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas. Namun
juga struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan
yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif.
Facts Peristiwa)
minggu pertama saya saya mempelajari materi pembelajaran berdiferensiasi. materinya cukup menarik dan mudah difahami akan tetapi faktanya menunjukkan bahwa saya selama ini belum melakukan pembelajaran berdiferensiasi dalam proses mengajar selama ini.
Feelings (Perasaan)
minggu pertama saya saya mempelajari materi pembelajaran berdiferensiasi. terasa ada perasaan bersalah pada diri karena selama ini saya mengajar tidak memperhatikan minat dari siswa akan tetapi saya memaksakan keinginan saya, gaya belajar saya sendiri dan cara menyelesaikan tugas atau produk semuanya sesuai dengan gaya saya tanpa melihat dan mendengar dari keinginan siswa.
Findings (pemebeljaran)
melalui ruang kolaborasi dan berdiskusi dengan fasilitator maupun dengan peserta lainnya saya mendapatkan pencerahan dan motivasi untuk bisa menjadi guru yang lebih baik lagi kedepannya yang selalu memperhatikan minat siswa, profil pelajar siswa dan potensi yang dimilikinya sehingga kedepannya saya mampu mencetak generasi yang berhasil dan berbahagia.
Future (Penerapan)
untuk kedepannya saya akan lebih terbuka lagi berdiskusi dengan rekan GP maupun fasilitator agar saya lebih maksimal dalam melaksanakan tugas sebagai guru dan bisa menjadi guru yang baik dalam menuntuk siswa saya untuk meunuju kebahagiaan yang tertinggi.
kunci dari semua ini adalah tidak ada yang sulit dalam mengerjakan sesuatu jika kita mau memulai dan berusaha.
demikian refleksi mingguan saya, teruslah bergerak agar tidak tertinggal lebih jauh demi kemajuan Banggsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar