Selasa, 03 September 2013

Kisah Segelas Susu

Kisah Segelas Susu

Bismillah ... Suatu hari, seorang anak miskin yang berjualan dari rumah ke rumah untuk membiayai sekolahnya merasa sangat lapar tapi hanya mempunyai uang satu sen. Ia memutuskan untuk minta makan di rumah berikutnya, namun segera kehilangan keberaniannya ketika seorang gadis cantik telah membukakan pintu. Sebagai gantinya ia minta air.Gadis itu melihat bahwa si anak kecil tampak kelaparan, ia lalu membawakannya segelas besar susu. Anak itu pun meminumnya perlahan-lahan.

“Berapa harus kubayar segelas susu ini?” kata anak itu.

“Kau tidak harus membayar apa-apa,” jawab si gadis. “Ibu melarangku menerima pembayaran atas kebaikan yang kulakukan.”

“Bila demikian, ku ucapkan terima kasih banyak dari lubuk hatiku.”

Syamil Salam lalu meninggalkan rumah itu.
Ia tidak saja lebih kuat badannya, tapi keyakinannya kepada Allah dan kepercayaannya kepada sesama manusia menjadi semakin mantap. Sebelumnya ia telah merasa putus asa dan hendak menyerah pada nasib.

Belasan Tahun kemudian gadis itu menderita sakit parah.

Para dokter setempat kebingungan sewaktu mendiagnosa penyakitnya. Mereka lalu mengirimnya ke kota besar dan mengundang beberapa dokter ahli untuk mempelajari penyakit langka si pasien. Dokter Syamil akhirnya dipanggil ke ruang konsultasi untuk dimintai pendapat.

Ketika mendengar nama kota asal si pasien, terlihat pancaran aneh di mata Dokter Syamil. Ia segera bangkit lalu berjalan di lorong rumah sakit dengan berpakaian dokter untuk menemui si pasien. Dokter Syamil segera mengenali wanita sakit itu. Ia lalu kembali ke ruang konsultasi dengan tekad untuk menyelamatkan nyawanya.

Sejak hari itu Dokter Syamil memberikan perhatian khusus pada kasus si pasien. Setelah dirawat cukup lama, akhirnya si pasien bisa disembuhkan. Dokter Syamil meminta kepada bagian keuangan agar tagihan rumah sakit diajukan kepadanya dahulu untuk disetujui sebelum diserahkan kepada si pasien.

Nota tagihan pun kemudian dikirimkan ke kantor Dokter Syamil. Ia mengamati sejenak lalu menuliskan sesuatu di pinggirnya. Tagihan itu kemudian dikirimkan ke kamar pasien.

Si pasien takut membuka amplop nota tagihan karena yakin bahwa untuk dapat melunasinya ia harus menghabiskan sisa umurnya.

Akhirnya, tagihan itu dibuka dan pandangannya segera tertuju pada tulisan di pinggir tagihan itu :

Telah dibayar lunas dengan segelas susu Tertanda
DR. Syamil Salam

Air mata bahagia membanjiri mata si pasien. Ia berkata dalam hati,“Terima kasih ya Allah, Cinta-Mu telah tersebar luas lewat hati dan tangan manusia.” Subhanallah.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar