Rabu, 21 September 2022

Kaidah Pantun

Oleh: Makripuddiin 

Resume ke-14

Gelombang 27
Tanggal: Rabu 21 September 2022
Tema: Kaidah Pantun
Narasumber: Miftahul Hadi, S. Pd. 
Moderator: Lely Suryani, S. Pd,  SD

Assalamualaikum wr. Wb. Kth. Halo sobat bloger saya doakan semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmatNYA, tetap sehat dan diberikan rizki yang berkecukupan. Amiin ya robbalalamin.

Bunga sekuntum tumbuh di taman,
Daun salam tumbuh di kota,
Assalamualaikum saya ucapkan,
Sebagai salam pembuka kata.

Pantun sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda tepanya pada tanggal 17 Desember 2020 lalu. Sebagai warisan leluhur yang harus dilestarikan maka pantun harus diajarkan kepada generasi. 

Bapak ibu, pada awalnya pantun merupakan tradisi lisan. Seiring berkembangnya waktu, maka pantun "naik kelas". Tidak hanya dituturkan saja dalam kehidupan sehari-hari, pantun kemudian dibukukan, dilombakan dalam berbagai event, serta diselipkan pada tiap kegiatan.




Kali ini kita akan dipandu belajar oleh gadis cantik dulunya ya, he he ...  Sekarang berubah menjadi Ibu cantik dengan nama yang tidak pernah berubah yaitu Ibu Lely Suryani, S. Pd. SD dan narasumber yang sudah sering go internasional menjadi juri dalam festival pantun tingkat Asia. Yaitu Bapak Miftahul Hadi, Spd. Yang lebih akrak dipanggil Mas Mentri, eh maaf maksudnya Mas Miftah.

Pantun itu sendiri dilihat dari pengertiannya berasal dari dua kata yaitu Pan dan Tun. 'Pan' artinya sopan dan 'Tun' artinya santun. Jadi Pantun itu diibaratkan sebuah bentuk kegiatan atau tradisi menggunakan kata-kara sopan yang biasa juga diiringi oleh musik, tarian dan silat.



Kegiatan berpantun biasanya dilakukan pada saat acara-acara terntentu, seperti kalau di NTB tepatnya di Kabupaten Sumbawa pantun biasanya pada saat acara sorong serah sebelum perkawinan atau akad nikah. Yaitu pada saat pihak laki-laki membawa seserahan ke rumah mempelai perempuan. 

Sedangkan kalau di Lombok pantun biasa dilakukan pada saat muda mudi membantu tetangga yang sedang hajatan untuk sekedar meramaikan suasana tapi sekarang hal ini sudah jarang sekali ditemui di Lombok. Berbeda kalau di Sumbawa tradisi berpantun masih sering dijumpai setiap ada acara-acara adat. 












Mengapa narasumber jatuh cinta pada pantun? Karena dalam menulis pantun dibutuhkan ketelitian untuk memilih diksi, tidak asal. Jadi harus dipikirkan dulu, mana kata yang pas. Sehingga indah dibaca atau didengar.

Contoh 1

Sebagai contoh di Mandailing, Sumatera Utara, dikenal dengan sebutan ende-ende.

Contoh ende-ende
Molo mandurung ho dipabu,
Tampul si mardulang-dulang,
Molo malungun ho diahu,
Tatap sirumondang bulan.

Yang artinya demikian
Jika tuan mencari paku,
Petiklah daun sidulang-dulang,
Jika tuan rindukan daku,
Pandanglah sang rembulan.

Contoh 2
Ada juga di Sunda yang dikenal dengan paparikan.

Contoh paparikan
Sing getol nginam jajamu,
Ambeh jadi kuat urat,
Sing getol naengan elmu,
Gunana Dunya akhirat.

Yang artinya demikian
Rajinlah minum jamu,
Agar kuatlah urat,
Rajinlah menuntut ilmu,
Bagi dunia akhirat.

Contoh 3
Yang disebut parikan.
Contoh parikan

Mlaku-mlaku wira-wiri,
Tekan gardhu nyandung watu,
Ngaku-aku dadi tani,
Nyandhak garu jare luku.

Yang artinya demikian
Jalan-jalan ke sana-sini,
Sampai gardu tersandung batu,
Jika mengaku sebagai petani,
Pegang Garu dikira luku (bajak).
Ini parikan yang empat baris bapak ibu.

Ada juga parikan dua baris. Yang sedang hits di telinga.
Kelopo cengkir digawe dawet.
Heheh
Yang artinya demikian

Kelapa cengkir dibuat dawet,
Jangan dipikir membuat mumet (pusing). 🙏

Sehingga setiap tanggal 17 Desember kita peringati sebagai hari pantun. Kita patut berbangga bapak ibu. Jadi dalam membuat pantun bapak ibu perhatikan rambu-rambunya.

1. Yang pertama, satu bait harus terdiri dari empat baris. Tidak boleh tiga atau lima.
2. Satu baris terdiri atas empat sampai lima kata.
3. Satu baris terdiri atas delapan sampai duabelas suku kata.
4. Bersajak a-b-a-b. Baris pertama dan kedua disebut sampiran atau pembayang
5. Baris ketiga dan keempat disebut isi atau maksud pantun.

Apakah pantun boleh bersajak a-a-a-a?.

Boleh, tapi itu akan mengurangi keindahan pantun itu sendiri dan tidak sesuai kaidah pembuatan pantun. Jadi jika sajaknya a-a-a-a, jatuhnya menjadi syair.

Contoh syair
Belajar mengaji harus semangat,
Tekun rajin sabar dan giat,
Agar ilmu mudah didapat,
Selamat dunia juga akhirat.

Ingat ingatlah wahai kawan,
Quran dan sunnah jadi pedoman,
Tuk menjalani kehidupan,
Agar hidup tentram dan nyaman.

Perbedaan pantun dengan syair?

Kalau pantun, antara baris satu dan dua tidak ada hubungannya dengan baris tiga dan empat. Jadi sampiran dan isi berdiri sendiri. Sedangkan syair baris satu sampai empat saling berhubungan. Dalam syair, sajaknya a-a-a-a.
Jadi Rima akhir (baris 1-4) memiliki bunyi yang sama. Adakah pantun yang hanya dua baris? Seperti parikan Jawa tadi? Jawabannya Ada, pantun dua baris disebut karmina (pantun kilat).

Contoh karmina
Daun keladi susun di gerbong,
Jangalah jadi orang yang sombong.
Daun talas di dalam saku
Yang jelas bukan aku.
Ini karmina yaa, bukan pantun.

Jadi karmina itu antara baris satu dengan baris dua tidak berhubungan. Lalu ada lagi yang namanya gurindam. Jumlah barisnya juga ada dua. Antar baris satu dengan baris dua saling berhubungan (sebab akibat)

Contoh gurindam
Jika selalu berdoa dan dzikir,
Ringan melangkah jernih berpikir.

Untuk bisa membuat pantun dengan mudah ada empat rahsianya yaitu sebagai berikut:
1. Memahami kaedah atau ciri pantun
2. Menulis sampiran pantun
3. Menulis isi pantun
4. Bagian yang sulit yaitu mengusai pembendaharaan kata, bisa dilihat di lampiran.

Dalam membuat pantun kita harus menghindari hal-hal sebagai berikut:
1. Hindari menggunakan nama orang dalam membuat pantun 
2. Hindari menggunakan nama merk dagang
3. Hindari pengulangan kata di tiap barisnya 

Nah, dengan memiliki perbendaharaan kata dengan Rima sama semakin mempermudah kita dalam menulis pantun.
Trik selanjutnya dalam membuat pantun, usahakan membuat baris ketiga dan keempat (isi) terlebih dahulu. Jika isi pantun sudah jadi, maka sampiran akan mengikuti. Selamat mencoba semoga anda bisa membuat pantun. 

Lampiran








Contoh

Apa tanda selasih mati
Akan teringat sekeranjang busa
Apa tanda kasih sejati,
Akan teringat sepanjang masa.












Contoh 
Yoyo bergerak kena jidat
Beruk Indonesia main salju
Ayo bergerak guru hebat
Untuk Indonesia lebih maju



8 komentar: