Jumat, 23 September 2022

Konsep Buku Non Fiksi

Oleh: Makripuddiin 

Resume ke-15

Gelombang 27
Tanggal: Sabtu 23 September 2022
Tema: Konsep Buku Non Fiksi
Narasumber: Musiin, M. Pd
Moderator: Arofiah Afifi


Assalamualaikum wr. Wb. Kth. Halo sobat bloger saya doakan semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmatNYA, tetap sehat dan diberikan rizki yang berkecukupan. Amiin ya robbalalamin.

Menulis buku fiksi atau non fiksi pada umumnya sama, yang membedakan buku fiksi dan non fiksi adalah buku fiksi berisikan tulisan yang mungkin sedang terjadi atau bisa jadi merupakan hasil imajinasi dari seorang penulis namun buku non fiksi merupakan tulisan yang fakta aktual dari suatu peristiwa atau pembaharuan teori dari tulisan sebelumnya. 

Kesulitan menulis setiap orang berbeda-beda, tergantung dari kebiasaan menulis. Ada yang terbiasa menulis fiksi dan ada juga yang terbiasa menulis non fiksi. Jika sahabat bloger terbiasa menulis fiksi dan masih kesulitan dalam menulis non fiksi alangkah baiknya untuk menyimak pemaparan materi kali ini yang dibersamai oleh moderator dan narasumber yang cantik-cantik yaitu,  Ibu Arofiah Afifi dan narasumber Ibu Masiin, M. Pd. Kita tidak perlu pertanyakan lagi kualitas mereka berdua. Karena dengan segudang prestasi yang dimiliki sudah cukup sebagai syarat untuk membersamai kita malam ini. 

Setiap orang memiliki kemampuan dan bakat yang berbeda serta pengalaman hidup yang beragam ada kala waktunya manis dan pahit. Nah sayang kan jika tidak ditulis?, karena setiap peristiwa kehidupan mengandung pembelajaran dan hikmah jadi alangkah bermanfaat jika dituangkan dalam sebuah tulisan. 

Untuk menjadi penulis perlu ditanamkan alasan yang baik kenapa mau menulis. Sebelum menulis buku, kita harus menemukan alasan kuat mengapa ingin menjadi penulis. Alasan tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Mewariskan ilmu lewat buku.
2. Ingin punya buku karya sendiri yang bisa terpajang di toko buku online maupun offline.
3. Mengembangkan profesi sebagai seorang guru.
4. Mendorong diri sendiri untuk terus belajar.

Kutipan terkenal dari Imam  Ghazali dan Pramoedya Ananta Toer menjadi penguat mengapa saya ingin menjadi penulis. "Jika kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar maka Menulislah, (Imam Ghazali) " dari kutipan lain "Orang boleh pandai setinggi langit, tetapi selama dia tidak menulis, ia akan hilang  di dalam masyarakat dan dari sejarah . Menulis adalah bekerja untuk keabadian (Pramodea Anantha Toer)". Buku non fiksi seperti yang sudah dinggung di atas adalah sebuah bentuk buku yang berisi karangan atau tulisan yang sifatnya berupa informasi dan penulisnya memiliki tanggung jawab atas isi kebenaran isi buku tersebut yang diambil dari peristiwa, orang, tempat atau fakta informasi di dalam buku tersebut.

Berikut ini adalah contoh-contoh buku non fiksi,
1. Buku Pedoman
2. Buku Teks
3. Buku Pelajaran
4. Buku Motivasi
5. Buku Filsafat
6. Buku Sains Populer
7. Kamus
8. Ensiklopedia
10. Biografi
11. Otobigrafi
12. Memoar

Bagaimanakah ciri-ciri buku non fiksi? 
1. Menggunakan Bahasa Yang Baku Atau Formal       
2. Menggunakan bahasa yang denotatif.
3. Isi buku berkaitan dengan fakta
4. Tulisan bersifat ilmiah popular
5. Hasil penemuan atau yang sudah ada

Dalam penulisan buku non fiksi ada 3 pola yakni:
1. Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit) 
Contoh: Buku Pelajaran

2. Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses.
Contoh: Buku Panduan

3. Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara)

Pola yang saya pakai dalam menulis buku Literasi Digital Nusantara adalah pola ketiga yakni Pola Klaster. Bagaimanakah langkah-langkah penulisan buku non fiksi? Proses penulisan buku nonfiksi terdiri dari 5  langkah, yakni sebagai berikut:
1. Pratulis
2. Menulis Draf
3. Merevisi Draf
4. Menyunting Naskah
5. Menerbitkan

Langkah Pertama
Pratulis
1. Menentukan tema
2. Menemukan ide
3. Merencanakan jenis tulisan
4. Mengumpulkan bahan tulisan
5. Bertukar pikiran
6. Menyusun daftar
7. Meriset
8. Membuat Mind Mapping
9. Menyusun kerangka

Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll. Untuk saat ini yang lagi viral,   misalnya pelaksanaan Kurikulum Merdeka, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya.
1. Pengalaman pribadi
2. Pengalaman orang lain
3. Berita di media massa
4. Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram
5. Imajinasi
6. Mengamati lingkungan
7. Perenungan
8. Membaca buku
9. Survey
10. Wawancara

Untuk itu kita harus selalu terus membaca, dan berpikir kritis. Tujuannya adalah kita bisa menangkap fenomena alam, maupun sosial dengan cerdas. Semua murid semua guru harus menjadi pedoman kita, supaya kita terus belajar, belajar da belajar. Tema yang saya angkat di buku saya adalah pendidikan. Menurut narasumber Ide berasal dari mana saja seperti berita di media massa,  mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020.

Referensi berasal dari data dan fakta yang saya peroleh dari literasi di internet. Sebagai catatan buku tersebut ditulis di awal pandemi Covid-19, sehingga kita tidak bisa pergi ke mana-mana. Saya hanya mengandalkan sumber yang berasal dari internet. Referensi penulisan buku bisa dari sumber berikut ini.
1. Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
2. Keterampilan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
3. Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini ;
4. Penemuan yang telah didapatkan.
5. Pemikiran yang telah direnungkan

Dari pengalaman narasumber Tahap berikutnya membuat kerangka. Kerangka ini kemudian diajukan ke Prof. Eko dan disetujui untuk kemudian dilanjutkan ke proses penulisan.

BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia
A. Pembagian Generasi Pengguna Internet
B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet

BAB 2 Media Sosial
A. Media Sosial
B. UU ITE
C. Kejahatan di Media Sosial

BAB 3 Literasi Digital
A. Pengertian
B. Elemen
C. Pengembangan
D. Kerangka Literasi Digital
E. Level Kompetensi Literasi Digital
F. Manfaat
G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi
H. Kewargaan Digital

BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara
A. Keluarga
B. Sekolah
C. Masyarakat

BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62
A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia
B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia
C. Membangun Digital Mindset Warganet +62

Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, saya mengikuti nasihat Pak Yulius Roma Patandean di Channel beliau 👉YouTube

Berikut ini merupakan anatomi buku nonfiksi. Anotomi Buku
1. Halaman Judul
2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)
3. Halaman Daftar Isi
4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)
5. Halaman Prakata
6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)
7. Bagian /Bab
8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)
9. Halaman Glosarium
10. Halaman Daftar Pustaka
11. Halaman Indeks
12. Halaman Tentang Penulis

Untuk membuat daftar pustaka, refrensi  yang diambil dari internet bisa melihat chanel YouTube di bawah ini. 
👉Link 1
👉Link 2

Jika kita mengikuti uji kompetensi sebagai penulis di  Lembaga Sertifikasi Profesi Penulis Editor Profesional (LSP PEP), maka anatomi buku tersebut akan ditanyakan. Jadi sangat penting untuk sahabat bloger memahami setiap bagian dalam penulisannya. 

Langkah kedua
Menulis Draf
1. Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas
2. Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan

Langkah ketiga
Merevisi Draf
1. Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian
2. Memeriksa gambaran besar dari naskah.

Langkah keempat 
Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)
1. Ejaan
2. Tata bahasa
3. Diksi
4. Data dan fakta
5. Legalitas dan norma

Bagaimanakah dengan hambatan-hambatan yang muncul? Apakah ada hambatan-hambatannya? Salah satu godaan terbesar adalah Media Sosial. Atau kesibukan lainnya yang terkadang lebih banyak waktu yang kita tuangkan. Untuk perlu kembali ke komitmen awal yaitu bahwa anda ingin jadi penulis. 

Terima kasih 




10 komentar: